Mohon tunggu...
Katon Dicken Adi W
Katon Dicken Adi W Mohon Tunggu... Lainnya - jangan buang-buang waktu untuk membaca tulisan saya

Hanya sebetas manusia Proletariat

Selanjutnya

Tutup

Diary

Apa yang Kamu Lakukan untuk Hidup?

23 Maret 2021   15:52 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:57 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saat ini tidak ada orang yang dapat kupercaya, karna kurasa akan sia sia apabila bercerita dengan orang yang tidak tepat, semua berengsek. Belum tentu mereka mau menampung ceritaku, nyatanya tidak, tidak ada yang bersedia mendengarkan keluh kesah yang kumiliki, sejak kejadian itu Lebih baik aku bercerita dengan mesin ketik yang sedang kupakai saat ini. Aku merasa lega Ketika bercerita dengannya, ya walaupun dia tidak dapat meresponku.

Aku yang berpikir sepanjang waktu, sepanjang malam yang membuat rasa ingin tidur ku terganggu. Sebenarnya tidak ada yang perlu dipikirkan kecuali pikiran. Jadi aku kehilangan kontak dengan kenyataan, dan hidup di dunia ilusi dengan pikiran yang terus berputar-putar bahkan saling bertabrakan satu dengan yang lain, yang membuat malamku terasa amat terganggu, disaat itu tercipta obrolan di kepala dengan pengulangan kata secara terus-menerus dan kompulsif. Aku selalu ingin menuliskan pikiran yang bersarang di kepalaku tetapi seorang yang banyak berpikir umumnya merasa sulit untuk menginvestasikan energinya pada satu hal.

Pikiranku adalah pabrik pikiran yang tidak terikat. Jika aku menyemai satu benih, itu akan membuat tumbuh menjadi jutaan cabang . Aku terbiasa menyerahkan pikiranku kepada kecemasan, kemudian mereka menumpuk dan tetap tidak terjawab. Melihat orang-orang dengan perilaku acuh tak acuh membuatku bingung. Aku gagal memahami bagaimana rasanya tidak merasakan apa-apa dan tetap tenang. Aku tidak tahu bagaimana rasanya tidak memiliki emosi yang dalam. Bahkan ketika aku tidak merasakan apa-apa.

Jadi suatu hari, aku akhirnya berpikir untuk memproses pikiran di kepala dan coba tebak? aku berakhir dengan sebuah daftar, daftar hal-hal yang telah saya impikan untuk saya lakukan, yang saya suka lakukan tetapi tidak pernah mencobanya hanya karena pikiran saya begitu banyak dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang mengganggu.

Setelah menghabiskan malam tanpa tidur dan pagi yang melelahkan, saya menyadari kesimpulan saya membutuhkan banyak pencarian jiwa. Setelah introspeksi, saya menyadari dan bertanya pada diri sendiri pertanyaan sederhana, "apa yang aku lakukan untuk hidup?" Aku yang sok-sokan menginspirasi orang lain, yang ingin melihat perubahan tapi tidak melakukan apa-apa selain membuat dirinya sengsara atas krisis pikiran.

Aku tidak mengatakan bahwa berpikir itu buruk adakalanya bisa berguna dalam moderasi dan tak luput juga bisa menjadikannya radikal. Menjadi hamba yang baik tapi tuan yang buruk dan semua yang disebut masyarakat beradab semakin menjadi gila dan semakin merusak dirinya sendiri. Karena melalui pemikiran yang berlebihan sehingga aku kehilangan akan kenyataan dan terjebak di sebuah labirin ilusi yang ku buat senidiri. Lalu apa yang bisa aku lakukan? apa yang dapat aku lakukan untuk mengubah krisis kekacauan pikiran ke dalam kondisi pikiran yang benar?

Aku tahu bahwa aku tidak boleh egois dan saku sangat ingin menjadi orang yang tidak egois tapi alasannya mengapa aku ingin menjadi orang yang tidak egois? Aku merasa tersiksa Ketika aku egois dengan diriku sendiri aku  sangat ingin mencintai diriku sendiri dan menghargai diriku sendiri, aku memang harus mencintai tuhan dari segalanya dan mengapa aku ingin mencintai Tuhan? karena tuhan adalah bos terbesar dan yang terbaik yang pernah ada, aku merasa apabila aku mencintai tuhan seakan-akan aku berada di sebuah shelter yang sangat aman itulah mengapa aku ingin melakukannya dengan kata lain karena aku sedang mencari keamanan spiritual.

Akhirnya aku menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang ocehan tetangga, kawan, maupun lawn, tapi juga tentang hal-hal yang jauh lebih penting. Kita tidak dapat menjalani kehidupan yang damai dan bahagia dengan membuat drama darinya. Mengapa tidak mencoba impian yang kita dambakan lalu mencoba mengumpulkan energi yang sebenarnya penting bagi kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun