Supply and Demand di Dunia Pendidikan
Mari kita berpindah ke perspektif ekonomi. Dalam teori supply and demand, jika penawaran lebih besar daripada permintaan, maka harga (dalam hal ini gaji) cenderung rendah. Situasi ini sangat relevan dengan dunia pendidikan kita saat ini.
Setiap tahun, ribuan lulusan keguruan dihasilkan oleh universitas-universitas di seluruh Indonesia. Namun, sayangnya, kualitas lulusan ini tidak seragam. Ada yang benar-benar memiliki passion dan kompetensi menjadi guru, ada pula yang sekadar mengejar gelar.
Masalahnya apa kalau semua digaji besar?
Jika gaji guru honorer naik drastis tanpa memperhatikan kualitas, ini akan mendorong lebih banyak orang asal-asalan kuliah keguruan demi mengejar gaji besar. Dalam jangka panjang, ini bisa menciptakan masalah baru: pendidikan kita akan kehilangan esensinya.
Bayangkan, anak Anda diajar oleh guru yang orientasinya cuma duit. Hasilnya, bukannya mencetak generasi emas, kita malah menciptakan generasi yang bingung, karena gurunya sendiri tidak paham apa yang diajarkan.
Humor Jawa: Murid Cerdas, Guru Bingung
Biar suasana nggak terlalu tegang, kita selipkan sedikit humor.
"Suatu hari, guru bertanya kepada muridnya: 'Cah-cah, apa sih alasanmu ingin jadi guru?'
Murid menjawab: 'Amargi guru saiki gajine iso dadi gede, Bu!'
Guru balas sambil senyum: 'Yo, nek mung mikir gaji, mending kowe dadi peternak. Wong bebek wae koyo arep PNS saiki, digawe proyek platinum.'"
Humor ini sebenarnya sindiran halus. Kalau jadi guru hanya karena melihat nominal, maka esensi mendidik yang sesungguhnya akan hilang.
Kualitas vs Kuantitas: Pilih yang Mana?
Kita sering mendengar tentang Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia ditargetkan menjadi salah satu negara dengan ekonomi dan sumber daya manusia terbaik di dunia. Namun, bagaimana caranya kita mencapainya jika kualitas pendidikan masih dipertanyakan?
Gaji guru memang penting, tetapi lebih penting lagi untuk memastikan bahwa mereka yang mendapat gaji tersebut benar-benar layak. Dalam dunia kerja, gaji adalah bentuk penghargaan atas kualitas dan kontribusi. Jika kualitas rendah tetapi gaji tinggi, ini hanya akan menciptakan ketidakadilan.