Mohon tunggu...
Abrurizal Wicaksono
Abrurizal Wicaksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bebas

Suka olahraga lari, jalan kaki atau sepeda deket - deket aja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghadapi Tantangan Baru Tanpa Melupakan Ilmu Dasar

23 Oktober 2024   16:50 Diperbarui: 23 Oktober 2024   17:46 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOKUS | Sumber gambar : Pribadi

Kembali bekerja sebagai bagian dari tim grants bukanlah hal yang bisa dianggap enteng. Di balik layar, ada serangkaian keterampilan penting yang harus dimiliki, mulai dari kemampuan membaca, menulis, hingga mendengarkan. 

Sekilas, keterampilan ini mungkin tampak sederhana dan sering kali diabaikan, tetapi di dunia grants, keterampilan dasar ini justru menjadi fondasi yang krusial untuk sukses. Saat Anda terlibat dalam analisis proposal, mengelola dana donor, atau bahkan hanya menulis laporan, ketelitian dalam membaca dan menulis bisa menjadi penentu antara keberhasilan dan kegagalan sebuah proyek.

Bagi saya pribadi, transisi kembali ke tim grants menuntut saya untuk menggali kembali kemampuan-kemampuan ini dengan lebih dalam. Sebelumnya, saat berkutat di dunia keuangan yang lebih praktis, sebagian besar metode sudah bisa diprediksi dan dapat diterapkan dengan langkah-langkah yang jelas. 

Namun, saat bekerja di dunia grants, setiap dokumen, setiap laporan, dan setiap proposal harus dianalisis dengan hati-hati dan dengan pemahaman kontekstual yang mendalam. Ini bukan sekadar soal angka, melainkan soal strategi dan kebijakan yang menyentuh banyak aspek.

Saya selalu memiliki kecintaan terhadap membaca, terutama ketika saya bisa mendedikasikan waktu untuk membaca dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Kebiasaan ini saya banggakan karena selama beberapa tahun terakhir, kemampuan tersebut sering kali menjadi senjata utama saya dalam memahami berbagai laporan keuangan dan proposal yang kompleks. 

Namun, saya juga tidak bisa mengabaikan fakta bahwa proses ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Membaca dengan ketelitian tinggi, apalagi dalam lingkungan kerja yang serba cepat, bisa terasa sangat melelahkan.

Beruntung, teknologi saat ini telah hadir untuk menjadi sekutu terbaik kita dalam menghadapi tantangan tersebut. Saya sering memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat proses kerja saya. 

Dengan memasukkan sekitar 80-90% dari materi, AI membantu mengoreksi dan memperbaiki kesalahan, bahkan memberikan rekomendasi yang berharga untuk analisis yang lebih mendalam. 

Lebih dari itu, saya juga berdiskusi dengan AI mengenai berbagai topik kompleks. Saya percaya, inilah cara kerja masa depan---bukan teknologi yang menggantikan manusia, tetapi teknologi yang membantu kita menjadi lebih cepat dan lebih cerdas dalam bekerja. Dengan memanfaatkan teknologi secara maksimal, kita bisa fokus pada aspek-aspek strategis yang lebih penting.

Namun, meskipun teknologi semakin canggih, keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan mendengarkan tetap tak tergantikan. Dalam dunia grants, hal-hal kecil seperti memahami detail yang tersirat dalam sebuah dokumen atau mendengarkan kebutuhan donor dengan seksama bisa membuat perbedaan besar. Itulah mengapa penting bagi saya untuk terus mengasah keterampilan ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun