Malam ini saya akhirnya memutuskan keluar dari rumah, setelah suntuk hampir beberapa minggu mengurung diri di rumah tanpa kepastian pekerjaan yang belum ada hilalnya. Sekian banyak usaha sudah dikerahkan hingga melibatkan jalur langit juga, namun sepertinya memang belum ada kepastian kapan lagi saya mulai sibuk bekerja secara normal lagi. Yah, untuk kali ini saya mungkin lebih selektif dalam memilih pekerjaan. Pengalaman terakhir masuk ke rumah sakit tahun lalu membuat saya praktis harus melihat juga bagaimana profil tempat kerja tersebut, tidak hanya perkara nominal saja melainkan kesehatan mental turut diperhatikan.Â
Tujuan malam ini adalah angkringan Mas Ateng. Terakhir saya ke angkringannya pada tanggal 16 lalu, seusai memindahkan beberapa barang di Jakarta untuk selanjutnya saya pindahkan ke Bogor. Dan selama itu pula saya belum kembali ke angkringan. Proses recovery selama di rumah ternyata tak semudah yang saya bayangkan juga ditambah mental saya dalam keadaan tidak baik - baik saja.
Sesampainya di Mas Ateng saya memesan kopi hitam dan juga cemilan - cemilan khas angkringan, sembari menunggu pesanan dibuatkan saya iseng saja membuat reel instagram untuk sekedar menenangkan pikiran yang tengah berkecamuk ini. Jujur akhir - akhir ini saya sedang tidak dalam keadaan baik saja, beberapa faktor eksternal ditambah juga keadaan yang membuat saya mudah sekali terpicu hingga akhirnya menimbulkan energi negatif. Berapa kali saya berusaha menangkal namun tetap saja kadang saya merasa kalah mental.
Akhirnya kopi hitam yang dimaksud tiba, sembari menyalakan sebatang rokok kretek saya kembali mengamati sekitar. Suasana angkringan yang tak begitu ramai ternyata mampu membuat saya sedikit rileks. Tidak ada hal yang diburu - buru seperti yang saya rasakan ketika di Jakarta tempo lalu.
Ketika pembeli - pembeli berangsur balik, Mas Ateng mendekati saya. Yang tadinya saya hendak berkata kabar tiba - tiba mendengarkan cerita Mas Ateng yang langsung saja mengalir. Sebagai sama - sama perantau di Bogor ini akhirnya kami saling bercerita keadaan masing - masing, perihal kecemasan yang sama dan juga saling menguatkan satu sama lainnya. Ahh begini ternyata ya di perantauan dan mengalami nasib yang sama, rasanya menguatkan meskipun bukan ikatan keluarga rasanya sungguh plong hati ini.
Kadangkala kita memang harus bercerita kepada orang - orang tertentu selain kita juga berdoa dan bercerita kepada Tuhan. Jika kemarin - kemarin selama sibuk kerja di Jakarta saya lebih sering berkomunikasi dengan psikolog, kali ini dengan Mas Ateng  bermodalkan kopi hitam dan rokok kretek ternyata juga sama ampuhnya. Rasanya kecemasan itu wajar, hanya saja terkadang kita bingung menghadapinya. Selagi besok masih ada pagi mungkin kami akan berusaha menghadapinya, semaksimalnya dengan bantuan Tuhan juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H