Setelah penutupan ini, pihak MEIS langsung menuntut balik Fredie Tan alias Awi, selaku Direktur PT WAIP yang ditengarai sebagai pihak yang memulai konflik ini, juga karena bangunan yang disewakannya tidak memiliki izin gangguan, dan telah merugikan MEIS sebagai penyewa jangka panjang di Ancol Beach City. MEIS sendiri sebenarnya sudah memiliki kontrak selama 25 tahun yang berlaku sampai tahun 2037, dan telah menanam investasi besar untuk audio system di ruang konser tersebut. Imbas dari penutupan ini adalah dibatalkannya 12 kegiatan, termasuk konser musik yang sudah terjadwal sampai akhir tahun 2014. Penutupan dan pembatalan konser ini juga disayangkan oleh Abdee Slank. Saat TV sudah sulit memberikan kebebasan berekspresi, karena sudah lebih banyak unsur komedinya, ditambah lagi dominasi pertunjukan minus one (musik sudah direkam terlebih dulu), para artis membutuhkan panggung pertunjukan yang sesungguhnya untuk berinteraksi dengan penggemar.
“Di Indonesia belum ada venue khusus pertunjukan musik yang kapasitasnya diatas 10 ribu. Agar industri musik bisa tetap berkembang, angka diatas 10 ribu itu penting untuk mengatasi biaya produksi yang besar. Semakin banyak penonton, semakin murah tiketnya, dan lebih terjangkau, bisa dinimkati lebih banyak orang,” ungkap gitaris Slank yang juga memproduseri grup rock Seurieus. Dalam wawancara sebelumnya dengan Hendra Lie, Presiden Direktur Mata Elang ini sudah mengungkapkan rencananya membangun sejumlah properti yang terintegrasi di Jakarta dan Bali. Tidak tanggung-tanggung, dalam area dan bangunan yang akan dimiliki sendiri oleh Mata Elang tersebut, akan dibangun tiga MEIS baru (dua di Bali dan satu di Jakarta) sebagai pengganti MEIS Ancol. “Bali diharapkan sudah bisa beroperasi di 2015, sedangkan Jakarta yang jauh lebih luas, diharapkan bisa beroperasi di 2016,” ungkapnya pada Majalah Venue di bulan November 2013. Namun kini, tentunya setelah MEIS ditutup, pembangunan MEIS pengganti di Jakarta akan dipercepat. Sumber gambar : dok. pribadi & @MEIS (MEIS_ID)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H