Bu Ratih menghela napas panjang. Matanya menerawang jauh, mengenang kejadian pagi tadi. Si kecil Ardi, putra kesayangannya, ketahuan mencuri uang jajan dari dompet sang ayah. "Duh, Gusti... anak sekecil ini kok sudah berani mencuri? Bagaimana nanti kalau besar?" gumamnya cemas.
Tenang, Bu Ratih! Kejadian seperti ini mungkin pernah dialami banyak orang tua. Anak-anak, dengan segala kepolosannya, terkadang belum paham betul konsep "milik sendiri" dan "milik orang lain". Namun, di sinilah peran penting kita sebagai orang tua untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran sejak dini, sebagai pondasi pencegahan korupsi di masa depan.
Bayangkan, korupsi itu seperti rayap. Diam-diam menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara. Mencegahnya memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, percayalah, menanamkan karakter antikorupsi sejak dini adalah investasi terbaik untuk masa depan anak-anak kita, sekaligus untuk Indonesia yang lebih baik.
Lalu, bagaimana caranya? Yuk simak tips berikut ini!
1. Jadilah Teladan yang Baik
Ingat pepatah "buah jatuh tak jauh dari pohonnya"? Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar di lingkungan terdekatnya, terutama dari orang tua. Jadi, tunjukkanlah perilaku jujur dan berintegritas dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jangan pernah meminta anak untuk berbohong, sekecil apapun kebohongannya. Ajarkan mereka untuk selalu berkata jujur, meskipun terkadang kejujuran itu terasa pahit.
2. Tanamkan KonsepÂ
Ajarkan anak untuk menghargai barang milik orang lain. Jelaskan bahwa mengambil barang orang lain tanpa izin adalah perbuatan yang tidak baik. Gunakan bahasa yang mudah dipahami anak, misalnya dengan bercerita atau bermain peran.
3. Biasakan Berbagi
Berbagi adalah salah satu cara ampuh untuk menanamkan nilai-nilai kepedulian dan empati. Ajarkan anak untuk berbagi mainan, makanan, atau barang-barang lainnya dengan teman-temannya. Dengan berbagi, anak-anak akan belajar untuk menghargai orang lain dan tidak serakah.