Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Hobi rebahan, cita-cita jadi sultan, tapi masih suka jajan cilok di pinggir jalan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Digitalisasi Dakwah: Membumikan Pesan Ilahi di Era Distraksi

1 Januari 2025   18:50 Diperbarui: 1 Januari 2025   17:58 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pendakwah dari Alena Darmel (www.pexels.com)

Dulu, membayangkan ceramah agama tanpa mimbar dan jamaah yang duduk rapi rasanya hampir mustahil. Bayangkan, kiai kharismatik dengan sorban melilit dan jubah terurai, menyampaikan tausiyah di tengah kerumunan manusia. Suasana khidmat, sesekali diselingi tawa renyah saat sang kiai menyelipkan humor segar.

Tapi zaman berganti, dunia berubah. Kini, "mimbar" bisa berupa layar smartphone, "jamaah" tersebar di seluruh penjuru dunia, dan "kiai" bisa jadi anak muda yang fasih bermedia sosial. Inilah era digitalisasi dakwah, di mana pesan-pesan Ilahi tak lagi terbatas oleh ruang dan waktu.

Dulu, jangkauan dakwah mungkin hanya sebatas radius suara sang dai. Kini, dengan sekali klik, jutaan pasang mata bisa tersentuh oleh firman Tuhan yang dibungkus dalam konten kreatif.  Tak perlu lagi menunggu jadwal pengajian di masjid atau majelis taklim,  kajian agama kini hadir 24 jam non-stop di genggaman tangan.

Tengok saja platform media sosial. Instagram, Facebook, TikTok, YouTube,  semuanya menjelma menjadi ladang subur  bagi para dai digital.  Ada yang mengemas dakwah dengan video pendek nan inspiratif,  ada yang memilih  infografis  menarik,  bahkan ada pula yang menyertakan musik dan animasi kekinian.  Tujuannya satu: membumikan pesan-pesan Ilahi dengan cara yang lebih mudah dicerna, terutama bagi generasi milenial dan Gen Z.

Dakwah Kekinian

Digitalisasi dakwah ini bagaikan oase di tengah gurun pasir.  Di era yang serba cepat dan  penuh distraksi,  agama  justru  hadir menyejukkan,  menawarkan  kedamaian  dan  bimbingan  lewat  cara-cara  yang  relevan.  Bayangkan,  di  sisi  kita  disuguhi  berbagai konten  hiburan  yang  kadang  melenakan,  di  sisi  lain  muncul  pula video tausiyah  singkat  yang  mengingatkan  akan  hakikat kehidupan.

Tak  hanya  itu,  digitalisasi  dakwah  juga  menjawab  tantangan zaman.  Di  era  di  mana  informasi  berseliweran  dengan  cepat, termasuk  informasi  hoax  dan  radikalisme,  dakwah  digital berperan penting  dalam  menyebarkan  nilai-nilai  Islam  yang moderat  dan  toleran.

Bukan Tanpa Tantangan

Tentu saja,  digitalisasi  dakwah  bukan  tanpa  tantangan.  Ada kekhawatiran  akan  munculnya  penafsiran  yang  keliru,  penyebaran ajaran  sesat,  bahkan  penyalahgunaan  platform  digital  untuk kepentingan  pribadi.  Oleh  karena  itu,  literasi  digital  dan kemampuan menyaring  informasi  menjadi  sangat  penting, baik bagi para dai digital  maupun  jamaahnya.

Selain  itu,  etika  berdakwah  di  dunia  maya  juga  perlu diperhatikan. Dakwah  harus  disampaikan  dengan  bijak,  santun, dan menghindari ujaran  kebencian.  Ingat, tujuan  dakwah  adalah menyampaikan  kebaikan, bukan menimbulkan perpecahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun