Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Hobi rebahan, cita-cita jadi sultan, tapi masih suka jajan cilok di pinggir jalan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Beribadah di Era Digital: Berkah atau Bencana?

1 Januari 2025   17:40 Diperbarui: 1 Januari 2025   15:20 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto smartwatch (www.pexels.com)

Bayangkan,  jarum jam menunjukkan pukul 04.00 pagi.  Bukan suara kokok ayam yang membangunkanmu dari tidur, melainkan alunan merdu azan Subuh yang mengalun lembut dari smartwatch di pergelangan tangan.  Matahari belum juga menampakkan diri, tapi kamu sudah siap menunaikan ibadah, berkat pengingat shalat yang terhubung dengan aplikasi di ponsel pintarmu.

Inilah secuil gambaran bagaimana Internet of Things (IoT), teknologi yang menghubungkan berbagai perangkat elektronik ke internet, kian erat merajut benang antara agama Islam dengan kehidupan modern.  Bukan lagi sekadar khayalan futuristik, IoT telah hadir di tengah-tengah kita,  menyentuh berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menjalankan ibadah.

Dulu,  mencari arah kiblat mungkin memerlukan kompas atau bertanya pada orang yang lebih tahu. Sekarang? Cukup dengan aplikasi di smartphone,  kiblat pun langsung terdeteksi dengan akurat, di mana pun kita berada.  Tak hanya itu,  Al-Quran digital dengan terjemahan dan tafsir multibahasa pun tersedia dalam genggaman.  Membaca,  mendengarkan,  dan mempelajari kitab suci menjadi lebih mudah dan praktis.

Lebih dari sekadar memudahkan ibadah,  IoT juga membawa dampak positif bagi kehidupan sosial umat Muslim.  Aplikasi sosial media memungkinkan kita untuk terhubung dengan sesama Muslim dari seluruh dunia, berbagi informasi,  berdiskusi,  bahkan mengalang dana untuk kegiatan sosial.  Masjid-masjid pun tak mau ketinggalan.  Dengan teknologi sensor dan otomasi,  pengaturan pencahayaan, suhu ruangan,  dan sistem keamanan masjid menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.

Namun,  di balik segala kemudahan yang ditawarkan,  ada pula tantangan yang perlu dihadapi.  Keamanan data pribadi menjadi isu krusial yang perlu diperhatikan.  Bayangkan,  data ibadah personalmu terekam dan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.  Tentu ini  menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

Selain itu,  ketergantungan pada teknologi juga bisa menjadi bumerang.  Jangan sampai kemudahan akses informasi dan komunikasi justru membuat kita abai terhadap interaksi sosial di dunia nyata.  Silaturahmi,  gotong royong,  dan kegiatan keagamaan secara langsung tetaplah penting untuk menjaga keharmonisan  umat.

Di sinilah peran penting literasi digital.  Umat Muslim perlu dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.  Menyaring informasi,  menjaga etika berkomunikasi,  dan  memahami batasan-batasan dalam berinteraksi di dunia maya  menjadi hal yang krusial.

Pada akhirnya,  IoT hanyalah alat.  Seperti pisau bermata dua,  ia bisa bermanfaat atau justru  merugikan,  tergantung bagaimana kita menggunakannya.  Jika dimanfaatkan dengan bijak,  IoT  bisa menjadi jembatan yang kokoh,  menghubungkan nilai-nilai luhur agama Islam dengan kemajuan teknologi modern.  Sebuah sinergi yang harmonis,  mewujudkan kehidupan yang lebih baik,  baik di dunia maupun di akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun