Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Seorang sarjana sains dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Memiliki minat dalam bidang desain grafis dan kepenulisan, dalam bidang desain, telah berhasil meraih beberapa pencapaian, antara lain sebagai juara favorit lomba desain poster di Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (2020) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2015).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penebusan Dosaku

3 Juli 2024   10:20 Diperbarui: 3 Juli 2024   10:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah sekolah dasar pinggiran kota Jakarta, hidup seorang anak laki-laki bernama Dika. Dika memiliki sifat ceria dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Namun, di balik keceriaannya, ada sisi yang kurang baik, dimana ia suka menggoda teman-temannya yang berbeda atau lemah.

Salah satu teman yang sering menjadi korban ejekan Dika adalah Maya. Maya memiliki keterbatasan dalam berbicara akibat kelainan yang dialaminya sejak lahir. Setiap kali Maya berbicara, kadang suaranya tercekat atau kata-katanya terputus-putus. Dika dan teman-temannya sering mengejeknya, membuat Maya merasa malu dan terisolasi.

Suatu hari, kejadian yang mengubah hidup mereka terjadi. Dika dan teman-temannya sedang bercanda di lorong sekolah ketika Maya lewat. Mereka mulai mengejeknya lagi, tetapi kali ini, Maya terisak di hadapan mereka. Air matanya mengalir, dan Dika bisa merasakan perasaan bersalah merayap ke dalam hatinya. Namun, ia takut untuk mengakui kesalahannya di depan teman-temannya.

Waktu berlalu. Dika sekarang sudah mulai dewasa. Ia sering teringat masa lalunya dan bagaimana ia dulu memperlakukan Maya. Setiap kali ia melihat orang-orang dengan keterbatasan atau orang yang diolok-olok, ia merasa sesak. Dika ingin berubah, ia ingin menebus kesalahan masa lalunya.

Suatu hari, Dika membaca tentang sebuah organisasi lokal yang mendukung pendidikan dan pekerjaan bagi orang-orang dengan disabilitas. Ia merasa ini adalah kesempatan baginya untuk memperbaiki apa yang telah ia lakukan di masa lalu. Dengan ragu-ragu, Dika mengunjungi organisasi tersebut dan bertanya apakah ada kesempatan untuk menjadi relawan.

Setelah menjalani beberapa tahap seleksi dan pelatihan, Dika diterima sebagai relawan. Tugas pertamanya adalah membantu pelatihan komputer bagi anak-anak dengan disabilitas. Di sana, ia bertemu dengan beberapa anak yang mengingatkannya pada Maya. Mereka begitu antusias dan penuh semangat belajar meskipun dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.

Suatu hari, ketika sedang membimbing salah satu anak di program tersebut, Dika bertemu dengan seorang ibu yang sedang menunggu anaknya selesai. Ibu itu memperhatikan Dika dengan cermat dan akhirnya bertanya, "Nak, apakah kamu pernah memiliki pengalaman dengan anak-anak seperti mereka sebelumnya?"

Dika terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan itu. Kemudian, ia memutuskan untuk menceritakan kisahnya dengan jujur. Ia mengaku bahwa dulu ia pernah menjadi bagian dari mereka yang mengejek anak-anak dengan keterbatasan. Ibu itu mendengarkan dengan penuh perhatian.

Setelah mendengar cerita Dika, ibu itu tersenyum lembut. "Kamu sudah melakukan langkah pertama untuk menebus kesalahan dengan menjadi relawan di sini" Kata-kata itu menggetarkan hati Dika. Ia merasa lega, tapi juga sadar bahwa perjalanan ini masih panjang.

Dalam beberapa bulan berikutnya, Dika terus aktif sebagai relawan. Ia belajar banyak hal dari anak-anak dengan keterbatasan ini, mulai dari ketabahan, kegigihan, dan kebahagiaan. Setiap hari, ia merasa lebih dekat dengan penebusan dosanya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun