Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Seorang sarjana sains dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Memiliki minat dalam bidang desain grafis dan kepenulisan, dalam bidang desain, telah berhasil meraih beberapa pencapaian, antara lain sebagai juara favorit lomba desain poster di Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (2020) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2015).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Persembahan Terakhir

18 Oktober 2023   20:40 Diperbarui: 13 November 2024   08:09 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kesedihan. (Sumber: pexels.com/Oluwatoyin Adedokun)

Di tepi malam, kelam bayangnya,
Puisi takdir yang tak terelakkan,
Kematian, tarian terakhir kita,
Menghadap waktu, panggilan abadi.

Dalam senja kelabu, langit menangis,
Air mata pelangi, berjatuhan pilu,
Hening, kerinduan tak terungkap,
Kematian, puisi yang bisu.

Takdir hitam di ujung perjalanan,
Pergi dengan angin, tak terdengar langkah,
Pintu gerbang tanah abadi terbuka,
Menyambut jiwa yang pulang, berlalu.

Dalam gelap, bintang-bintang berkabung,
Menghias langit, seribu cerita berakhir,
Namun dalam keheningan malam,
Bibirmu diam, seribu kisah tercipta.

Kematian, bukan akhir segalanya,
Hanyalah awal di alam yang tak terlihat,
Bagaikan bunga yang layu,
Tetapi benihnya hidup dalam keabadian.

Ketika matahari redup dalam senja,
Maka engkau akan bersua dengan keabadian,
Pergilah dengan anggun, jiwa yang terbang,
Menuju cahaya yang abadi, tak terhingga.

Kematian, puisi yang tak bisa diucapkan,
Kisah tanpa kata, perpisahan yang terhormat,
Namun di setiap akhir, ada awal yang baru,
Sebuah perjalanan abadi di balik tirai waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun