Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Seorang sarjana sains dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Memiliki minat dalam bidang desain grafis dan kepenulisan, dalam bidang desain, telah berhasil meraih beberapa pencapaian, antara lain sebagai juara favorit lomba desain poster di Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (2020) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2015).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melodi Kasih

18 Oktober 2023   18:16 Diperbarui: 18 Oktober 2023   18:53 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pelukan hangatmu, dunia menjadi taman bunga,
Penuh warna-warni cinta, mekar di setiap sudut hati.
Kau, ibu, sumber kasih tak terhingga,
Puisi indah yang mengalir dari setiap sapamu.

Wajah lelahmu cermin kisah pengorbanan,
Tiada kata yang mampu ungkap rasa terima kasih.
Setiap detik hidup adalah lagu keberanian,
Dinyanyikan dalam bisikan angin malam.

Di pelukmu, seperti alunan syair,
Menyanyikan pesona dunia yang teduh.
Tangismu adalah melodi penghapus duka,
Pelukmu adalah payung di musim hujan.

Kau ibarat matahari di ufuk timur,
Menerangi setiap gelap dalam hati ini.
Setiap doa yang kau panjatkan,
Bagai mantra suci melintasi waktu.

Di setiap sentuhanmu, tersirat kisah panjang,
Dibalut dalam kasih, dijahit oleh kerja keras.
Kau, ibu, pahlawan tanpa tanda jasa,
Bintang terang yang menyinari malam kelam.

Dalam mata-mu tersemat dunia yang besar,
Cermin kehidupan yang kau bimbing.
Ibu, engkau ladang kasih yang tak tergantikan,
Puisi abadi dalam hidup yang berlanjut.

Sungguh, engkau bukan hanya ibu,
Kau adalah lagu penuh makna,
Melodi damai di setiap kenangan,
Kaulah puisi tentang kasih sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun