Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Seorang sarjana sains dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Memiliki minat dalam bidang desain grafis dan kepenulisan, dalam bidang desain, telah berhasil meraih beberapa pencapaian, antara lain sebagai juara favorit lomba desain poster di Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (2020) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2015).

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Panduan Mengatasi Dampak Perceraian terhadap Emosi Anak

6 Juli 2023   19:32 Diperbarui: 6 Juli 2023   23:23 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perceraian adalah situasi yang sulit dan penuh perubahan, terutama bagi anak-anak yang terlibat di dalamnya. Proses ini dapat memberikan dampak emosional yang signifikan pada anak-anak, sehingga penting bagi kita sebagai orang tua atau keluarga terdekat untuk memahami dampak tersebut dan memberikan dukungan yang diperlukan. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dampak perceraian terhadap emosi anak. Selain itu, juga akan diberikan panduan tentang cara mengatasi dan mendukung anak dalam menghadapi perubahan yang terjadi akibat perceraian orang tua.

Pentingnya Memahami Dampak Perceraian terhadap Emosi Anak

Dalam mengatasi dampak perceraian terhadap anak, langkah pertama adalah memahami bagaimana perceraian dapat mempengaruhi emosi mereka. Setiap anak bereaksi dengan cara yang berbeda, tetapi beberapa dampak emosional yang umum dan mungkin dialami anak akibat perceraian antara lain:

  • Rasa Takut dan Kekhawatiran: Anak-anak mungkin merasa takut kehilangan cinta dan perhatian orang tua mereka. Mereka juga mungkin khawatir tentang perubahan dalam rutinitas dan kehidupan mereka.
  • Perasaan Bersalah: Anak-anak sering kali merasa bersalah atas perceraian orang tua mereka. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka adalah penyebab perpisahan tersebut, meskipun sebenarnya hal itu bukanlah tanggung jawab mereka.
  • Kecemasan dan Stres: Perceraian dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada anak-anak. Perubahan dalam dinamika keluarga, tinggal di dua rumah yang berbeda, atau ketegangan antara orang tua dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka.

www.pexels.com
www.pexels.com

Cara Mengatasi dan Mendukung Anak dalam Menghadapi Perceraian

Untuk membantu anak mengatasi dampak emosional perceraian, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  • Komunikasi Terbuka: Berbicaralah dengan anak tentang perasaan dan kekhawatiran mereka terkait perceraian. Dengarkan dengan penuh perhatian dan berikan dukungan emosional.
  • Jaga Rutinitas yang Konsisten: Upayakan untuk menjaga rutinitas sehari-hari yang konsisten bagi anak, baik di rumah maupun di sekolah. Hal ini dapat memberikan rasa stabilitas dan keamanan bagi mereka.
  • Hindari Konflik di Depan Anak: Upayakan untuk menjaga komunikasi yang baik dengan mantan pasangan, terutama ketika berada di depan anak. Hindari konflik atau pertengkaran yang dapat memperburuk situasi emosional anak.
  • Dukungan Emosional: Berikan dukungan emosional yang kontinu kepada anak. Bantu mereka mengungkapkan perasaan mereka dan jangan menekan mereka secara paksa.
  • Sumber Dukungan Luar: Jika diperlukan, carilah dukungan dari keluarga, teman, atau ahli psikologi yang berpengalaman dalam membantu anak-anak menghadapi perceraian. Mereka dapat memberikan bimbingan dan strategi yang tepat.

Peran Orang Tua dan Lingkungan Dalam Membantu Anak Mengatasi Dampak Perceraian

Orang tua dan lingkungan sekitar memiliki peran penting dalam membantu anak mengatasi dampak perceraian. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  • Koordinasi antara Orang Tua: Berkomunikasilah dengan mantan pasangan tentang strategi yang akan diambil untuk mendukung anak. Usahakan konsisten dalam pendekatan dan aturan di kedua rumah.
  • Lingkungan yang Mendukung: Pastikan anak berada dalam lingkungan yang aman, stabil, dan mendukung di kedua rumah. Bicarakan dengan mantan pasangan tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang positif bagi anak.
  • Keterlibatan dalam Aktivitas Positif: Ajak anak untuk terlibat dalam aktivitas yang positif dan menyenangkan, seperti olahraga, seni, atau klub di sekolah. Ini dapat membantu mengalihkan perhatian mereka dan memperkuat koneksi sosial.

Konsultasi dengan Ahli Psikologi atau Terapis Keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun