Mohon tunggu...
Abdul Muis Ashidiqi
Abdul Muis Ashidiqi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Seorang sarjana sains dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Memiliki minat dalam bidang desain grafis dan kepenulisan, dalam bidang desain, telah berhasil meraih beberapa pencapaian, antara lain sebagai juara favorit lomba desain poster di Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (2020) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2015).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Memahami Gangguan Perhatian dan Hiperaktif

3 Juli 2023   11:13 Diperbarui: 11 Juli 2023   10:17 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa Itu ADHD?

ADHD, yang merupakan kependekan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, adalah gangguan yang mempengaruhi fungsi otak dan sistem saraf. Orang dengan ADHD cenderung mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian, menahan impuls, serta mengatur tingkat aktivitas. Mereka sering kali memiliki pola perilaku yang tidak biasa, seperti hiperaktif, impulsif, atau tidak dapat duduk diam. Gangguan ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari individu yang mengalaminya.

Gejala-gejala ADHD pada Anak dan Orang Dewasa

Gejala ADHD dapat bervariasi antara individu satu dengan yang lainnya. Pada anak-anak, gejala ADHD umumnya meliputi kesulitan dalam memperhatikan detail, sering terlihat gelisah, sulit mengikuti arahan, dan cenderung pelupa. Mereka juga dapat menjadi hiperaktif, seperti sering bergerak-gerak tak terkendali atau tidak bisa diam.

Pada orang dewasa, gejala ADHD mungkin lebih sulit dikenali karena mirip dengan gejala stres atau kelelahan. Gejala umum meliputi kesulitan dalam mempertahankan fokus, sering merasa gelisah, kesulitan mengatur waktu, serta mudah teralihkan perhatiannya.


Penyebab ADHD

Penyebab pasti ADHD masih belum diketahui dengan jelas, tetapi faktor genetik, lingkungan, serta ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat berperan dalam timbulnya gangguan ini. Faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan ADHD, kelahiran prematur, paparan asap rokok selama kehamilan, dan paparan toksin lingkungan juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan ADHD.

Diagnosis ADHD

Proses diagnosis ADHD melibatkan observasi dan penilaian perilaku serta pengumpulan informasi dari berbagai sumber, seperti orang tua, guru, dan tenaga medis. Tes psikologis dan klinis juga dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai gejala dan dampak ADHD pada kehidupan seseorang.

Mengatasi ADHD 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun