Mohon tunggu...
Emak AzAiBi
Emak AzAiBi Mohon Tunggu... Lainnya - Staf Disalah Satu Instansi Pemerintah

Saya menyukai menulis, membaca dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamu Bukan Untukku

8 Desember 2022   15:29 Diperbarui: 8 Desember 2022   15:57 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Keluar yuk... jalan pagi ke lapangan bola atau ke taman?", balas mas Vick. Wekkkkk... pasti ada batu dibalik udang ini, batinku... agak was was juga lho aku ini. 

" Ok... tapi bawa uang yang banyak aku itu orangnya gampang lapar mas... kwkwkkwkw "

" Jangan kuwatir dah... tar mau makan apa tak traktir... beneran "

Hmmmm... yaaa sudahlah yang penting bisa makan gratis nih, gak usah mikir yang enggak-enggak heheheheh.

Kegiatan pagi kumulai dengan menyapu halaman, lalu rumah, mengepel dan yang terakhir cuci piring, perlu diketahui saja bahwa aku belum kerja dan baru saja lulus SMA jadi pengacara sementara ini hehehhehe. Namaku Anya usiaku 19 tahun, tinggiku tidak begitu tinggi sih 155cm, rambutku hitam dan panjang dibawah pinggang, tubuhku juga ramping  kulit putih mata agak sipit karena dari garis bapak ada keturunan Cina dan Madura hehheheeh. 

Ketika pindah dan mulai di kota ini aku jadi pusat perhatian dan menjadi primadona dikampung tersebut. Hampir semua pemuda yang bilang cinta ke aku, tapi aku tolak hehehehhe, karena belum termasuk kriteriaku dan aku memang  kalau tidak suka ya langsung tak tolak begitu saja tetapi dengan kata-kata yang halus. 

" Kita temenan saja ... " itu senjataku untuk menolak hhehehehehhe. Aku 3 bersaudara, yang serumah hanya kakak saja karena aku tinggal bersama nenek setelah lulus dari SMA, sedangkan adikku ada di kota lain serumah dengan orang tuaku. " Nyaaaa... kamu ada acara keluar gak hari ini? " tanya kakakku. 

" Ada kak, nanti mau keluar sama mas Vicky ke lapangan bola, gak tahu ngapain", jawabku. " Lhah ngapain ke lapangan bola? Vicky belum balik ke tempat kuliah apa?", timpal kakaku lagi. " Belum katanya lusa baru balik, entah mau ngapain aku juga gak tahu kak, aneh emang dari kecil anak itu ", ucapku. Setelah berbincang dengan kakak, aku berjalan ke kamar untuk mengambil handuk, terrrrrt... terrrrrrt... " Dekkkk gimana udah siap ta, tak jemput sekarang", ya salaaaammm... baru aja mau mandi tak kerjain aja ( pikiran usilku mulai muncul ) .

" Udah nih nungguin dari tadi sampek lumutan mas mas... ", balasku dan aku langsung masuk kamar mandi sambil ketawa ketiwi sendiri. " Ngapain Nya ketawa-ketawa sendiri, kek orang kurang dikit ", suara omku dari belakang membuat aku terkejut." Ish om, ngagetin aja... hehehe... gak papa lagi pingin aja ketawa hahahahahahahha ", sambil aku lari ke kamar mandi." Dasar anak aneh... ", sambil omku menepuk jidatnya. " Nyaaaaaaa... cari Vicky", teriak omku dari ruang tengah. " Lhaaaaa sik mandiiiiii ternyata om, tadi katanya udah siap didepan lho ", ujar mas Vicky. 

" Hahahahahhaha... kena kibul kamu, masak dari kecil belum hapal-hapal sama kelakuan adekmu Vick ", jawab omku. " Lha saya pikir setelah jadi perempuan cantik, dia berubah om... ternyata dari kecilsampai sekarang tetap saja suka ngerjain ", jawab mas Vicky sambil duduk di kursi teras rumah. " Nyaaaaa... cepet mandinyaaaaa... Vicy udah nyampekkkkkk.... kebiasaan nih anak, kalau janjian sama sepupunya suka ngerjain", teriakan dari kakakku membuat mandiku jadi terganggu. "

Iyaaaaaa... kak, ini juga udah pakek baju, lagian mas Vicky dari dulu tetep aja gak hapal kalau dikerjain hehehehehhehe", sambil keluar kamar mandi aku menuju kamar untuk memakai jilbab, kulihat dari jendela benar saja mas Vicky sedang ngobrol asik sama omku. Selesai merapikan baju dan mengambil tas kecil akupun keluar kamar dan pamit ke nenek kalau mau keluar sama mas Vicky, oh ya aku gak pernah dibolehin keluar sama cowok lain kecuali sama saudara sendiri. " Eeeeeh... mas Vicky, udah lama nih nunggunya?", aku keluar rumah nyamperin mas Vicky.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun