Di masa pandemi Covid-19 seperti ini banyak sektor-sektor yang dirugikan , tetapi yang sangat dirugikan dalam hal ini adalah sektor ekonomi. Aktivitas ekonomi yang sangat dibatasi, aturan ketat yang harus dipatuhi membuat perekonomian masyarakat cukup terdampak akibat pandemi ini, contohnya seperti di provinsi Banten.
Berbagai cara dilakukan Pemprov Banten untuk mengatasi sulitnya keadaan ekonomi masyarakat saat ini, salah satu caranya adalah bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur ( SMI ) terkait peminjaman dana yang nantinya akan digunakan untuk Pemulihan Ekonomi Nasional ( PEN ). Kesepakatan tersebut ditandatangani langsung oleh Gubernur Banten, Wahidin Halim. Menurut kesepakatan, PT SMI akan meminjamkan dana sekitar Rp 851 miliar
 Pemerintah akan mengutamakan dana pinjaman tersebut  untuk membiayai pembangunan di bidang pendidikan, infrastruktur (pembangunan jalan), dan yang paling utama di bidang kesehatan sejalan dengan efek dari pandemi Covid-19 ini. Tapi pada kenyataannya masyarakat belum merasakan hasil yang nyata atau efek yang menjanjikan dari dana tersebut
Dilansir dari liputan6.com, sebagian dana pinjaman tersebut malah digunakan pemerintah untuk membangun pusat olahraga atau sports center. Hal tersebut tidak masuk akal mengingat perekonomian masyarakat sedang genting-gentingnya. Pada hal ini seharusnya pemerintah kembali ke tujuan awal dimana pendidikan, infrastruktur, dan kesehatan adalah yang paling utama saat ini, bukan menggunakan dana tersebut untuk membangun pusat olahraga yang tidak terlalu penting untuk saat ini.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2020 pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa PEN adalah rangkaian kegiatan untuk pemulihan perekonomian nasional yang merupakan bagian dari kebijakan keuangan negara yang dilaksanakan oleh pemerintah. Namun, apa yang dilakukan pemerintah sama sekali tindak mencerminkan itu semua. Membangun pusat olahraga dikala pandemi seperti ini tentu bukan ide yang bagus disaat perekonomian masyarakat sedang down dan membutuhkan solusi secepatnya.
Sekitar 52% dari total pinjaman atau Rp. 430 miliar dihabiskan pemerintah Banten untuk membangun pusat olahraga. Tentu bukan keputusan yang bijak dalam mengatasi masalah perekonomian masyarakat saat ini.
Para pelaku usaha saat ini tengah pusing memikirkan bagaimana usaha mereka bisa berjalan seperti semula lagi. Namun itu sepertinya sangat sulit mengingat aturan ketat yang diberlakukan pemerintah saat ini yang mengharuskan para pelaku usaha untuk menutup usaha mereka guna mencegah penyebaran virus Covid-19 yang semakin meluas. Pemerintah seharusnya memikirkan hal ini karena para pelaku usaha juga membantu pemerintah untuk mendongkrak perekonomian yang sedang terjun bebas akibat dari pandemi ini.
Pemerintah seperti tidak serius dalam menghadapi permasalahan yang cukup pelik ini. Perekonomian masyarakat yang lebih penting seolah-olah hanya seperti angin kecil yang berhembus. Pemerintah tidak memikirkan bagaimana nasib para pelaku usaha jika masalah ini seperti diabaikan begitu saja. Memang ada beberapa usaha yang masih sanggup bertahan di situasi pandemi saat ini, tapi hanya sebagian kecil saja.
Mereka yang tidak mampu mempertahankan eksistensi usaha mereka akan mengalami penurunan omzet yang sangat signifikan dan terpaksa harus gulung tikar atau menutup usaha mereka secara permanen. Jumlah total pelaku usaha yang gulung tikar di pandemi Covid-19 ini mencapai hampir 70% dan masih bisa bertambah jumlahnya jika situasi ini bertahan untuk waktu yang lama.
Kembali ke permasalahan mengenai sports center. Pemerintah seperti membuang-buang uang hasil pinjaman dengan PT SMI tersebut dengan membangun sports center . Sports center tidak akan memberikan dampak langsung terhadap masyarakat saat ini karena olahraga bukanlah suatu urgensi ditengah kesulitan ekonomi yang melanda. Bahkan, sport center yang dibangun ratusan miliar tersebut bisa menjadi proyek yang cuma-cuma, karena masyarakat tidak akan bisa menggunakan sarana tersebut ditengah pandemi ini dikarenakan aturan ketat yang mewajibkan warga sipil untuk tetap dirumah dan ironisnya peraturan tersebut dibuat oleh Pemerintah, yang tidak lain dan tidak bukan pihak yang membangun sports center tersebut.
Pembangunan sports center tersebut mungkin memiliki sisi positif. Pemerintah ingin membuka lapangan pekerjaan melalui proyek tersebut dengan tujuan mengurangi angka pengangguran yang ada. Namun jika disadari lebih lanjut, ketika proyek ini sudah rampung, apakah mampu menarik pengunjung untuk datang saat pandemi Covid-19 ini masih terus berlanjut? Jika tidak, proyek ratusan miliar ini akan berakhir cuma-cuma.