Mohon tunggu...
Wibisono Alexandro
Wibisono Alexandro Mohon Tunggu... -

pengamat sosial dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kelihaian dan Kecerdasan Koalisi Merah Putih

9 Oktober 2014   19:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:43 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya dengan proses yang alot, terbentuklah susunan pimpinan MPR periode 2014-2019 yang pelantikannya dilakukan pada hari Rabu, 8 Oktober subuh karena harus melalui voting tertutup. Tulisan ini akan penulis sempitkan hanya pada proses yang berlangsung ( selama 24 jam terakhir ) dari mulai rapat hari Selasa malam tanggal 7 Oktober sampai deal pengajuan paket pada hari Rabu malam tanggal 8 Oktober. Tujuannya supaya tidak melebar kemana-mana yang akhirnya menjadi perdebatan dan hilang esensi utamanya. Maksudnya disini, saya tidak akan membahas kenapa akhirnya KMP ( Koalisi Merah Putih ) dan KIH ( Koalisi Indonesia Hebat ) harus masing-masing mengajukan paket pimpinan dan tidak bisa “bersatu”.

Sesaat ketika DPD memutuskan OSO ( Oesman Sapta Odang ) sebagai satu-satunya calon dari DPD untuk pimpinan MPR maka hampir semua pengamat dan media memberitakan bahwa KMP pada posisi yang terjepit. Diperparah oleh “ancaman” PPP yang akan pindah kongsi sehingga tetep keukeuh harus mendapat jatah karena sudah “disingkirkan” pada paket pimpinan DPR minggu yang lalu. OSO dikenal sebagai seorang pengusaha yang energik dan pernah mendirikan Partai Perwakilan Daerah ( PPD ). Selain itu pernah berseteru dengan Prabowo Subianto saat perebutan kursi di HKTI ( Himpunan Kerukunan Tani Indonesia ). Pertempuran kali ini akan semakin memuncak karena ada faktor OSO didalamnya. Banyak yang menulis di medsos : “the real battle, OSO vs PS”.

Melihat gelagat yang kurang menguntungkan ini, anggota MPR dari KMP secara gencar mempertanyakan kenapa DPD hanya mengajukan satu calon. Diibaratkan dalam pertadingan sepak bola, mana mungkin satu pemain bisa ikut dalam line up utama di kedua kesebelasan. Sedangkan anggota MPR dari KIH dengan tekanan yang terukur berusaha menangkisnya, bahwa pengajuan satu calon dari DPD itu sudah final, harus dihargai dan tidak perlu diperdebatkan lagi apalagi dari pihak diluar DPD. Sampai tahapan ini, KIH diatas angin.
KMP semakin ter-pressure lagi ketika akhirnya PPP memutuskan merapat ke KIH karena sudah deal bisa masuk dalam paket pimpinan MPR dan OSO dicalonkan secara bulat sebagai ketua MPR. Jelas tidak ada ruang manuver lagi bagi KMP, dari perhitungan diatas kertas maka mereka akan kalah suara jika diputuskan melalui voting karena masuknya suara PPP dan DPD ke KIH. Hampir semua memprediksi, sepertinya skor pertempuran dari kedua koalisi ini akan berubah menjadi 4-1 karena tidak ada celah bagi KMP untuk bisa menang. Sedangkan waktu terus berjalan dan rapat final harus sudah dimulai lagi pada jam 21.00 tgl 8 Oktober 2014.

Wajah sumringah jelas terlihat dari tim KIH saat memasuki ruang sidang dan mereka semakin terlihat percaya diri ketika anggota F-PDIP, TB Hasanudin dengan lantang dan mantab membacakan pengajuan paket pimpinan MPR. Berturut-turut diamini oleh F-PKB, F-Nasdem, F-PPP, F-Hanura dan DPD yaitu OSO sebagai Ketua dan wakilnya adalah Ahmad Basarah dari Fraksi PDIP, Imam Nahrowi dari Fraksi PKB, Patrice Rio Capella dari Fraksi NasDem dan dari Fraksi PPP Hasrul Azwar.
Semua masih penasaran, susunan paket yang akan diajukan oleh KMP meskipun sudah selentingan terdengar bahwa mereka akan membuat kejutan. Melalui pembacaan dari salah satu wakil F-PG maka kejutan itu akhirnya terbukti, KMP mengajukan susunan paket pimpinan MPR yang terdiri dari Zulkifli Hasan F-PAN sebagai Ketua dan wakilnya adalah Mahyudin F-Golkar, Hidayat Nur Wahid F-PKS, EE Mangindaan F-PD dan OSO dari DPD.
Susunan paket yang menunjukkan kecerdasan, kelihaian dan buah dari pengalaman panjang berpolitik. Dirangkai dengan jaringan, menciptakan special momentum dan lobby yang rapi.

Kenapa penulis bisa mengatakan demikian ? Mari kita uraikan ….
Paket pimpinan MPR dari KMP membuka mind set bahwa perwakilan tidak hanya selevel Parpol yang dibagi merata tetapi perwakilan di MPR levelnya harus NKRI dari Sabang sampai Merauke termasuk keberagamannya.
Zulkifli Hasan ( Sumatera ), Mahyudin ( Kalimantan ), HNW ( Jawa ), EE Mangindaan ( Sulawesi+Indonesia Timur+ex TNI ) dan OSO ( DPD ).
Dalam proses pemilihan ketua DPD sehari sebelumnya jelas terlihat bahwa prosesnya diambil dari pengajuan wakil-wakil dari Indonesia Barat, Tengah dan Timur. Sehingga keterwakilan dari zona wilayah menjadi identik bagi DPD dan tentu ada fanatisme positif disana.
Sehingga kalkulasinya, mereka akan kehilangan suara dari PPP tetapi pasti akan mendapat muntahan suara dari DPD. Ditambah masih ada masalah diinternal sehingga diyakini suara PPP tidak bulat ke KIH.
Ditambah kecerdasan politik yang diusulkan oleh Beny K Harman F-PD beberapa menit sebelum dilakukan voting. Yang meminta masing-masing calon Ketua MPR maju memperkenalkan diri termasuk membeberkan visi misi selama 5 menit.
Semakin menyadarkan bahwa pimpinan MPR khususnya Ketua adalah salah satu symbol Negara sehingga harus arif dan bijaksana dalam menentukannya. Dan harus diakui, Zukifli Hasan mampu meyakinkan pemilih di kesempatan yang sangat sempit ini.
Strategi yang jitu ini terbukti, akhirnya KMP menang tipis dalam voting tertutup karena hanya selisih 7 suara.

Semua kelengkapan Negara sudah terbentuk dan kita tinggal menunggu pelantikan Presiden pada tanggal 20 Oktober 2014 nanti. Karena Parlemen sudah disikat habis oleh KMP maka harusnya ini menjadi “Blessing in disguise” bagi Presiden terpilih Joko Widodo. Tidak boleh hanya gila saja tetapi harus sangat sangat sangat gila menjalankan roda Pemerintahan untuk kesejahteraan rakyat. Karena kalau tidak dilakukan maka rakyat yang selama ini mendukung akan berbalik arah ditambah oposisi dari Parlemen tersebut.
Ingat… Pemerintahan SBY 2009-2014 yang didukung oleh kekuatan mayoritas Parlemen, sebelumnya punya pengalaman memimpin Pemerintahan dan plus suara mutlak dari rakyat ( kemenangan Pilpres dalam satu putaran ) aja masih kadang ngos-ngosan menghadapai serangan dari lawan politiknya…… sekali lagi, pemerintahan Jokowi kedepan harus sangat sangat sangat gila memperjuangkan kesejahteraan dan pasti rakyat akan membentenginya….. semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun