Mohon tunggu...
Cerpen

Sisir Hijau Ibuku

13 Februari 2019   17:10 Diperbarui: 13 Februari 2019   17:16 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat diriku masih kanak-kanak, hal yang paling kutakuti bukanlah hantu maupun monster yang berada dibawah tempat tidurku melainkan sebuah sisir berwarna hijau nan tebal milik ibuku. Benda ini menjadi sebuah pembatas antara diriku dan kenakalanku kala aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Benda inilah yang membuat ku mematuhi semua larangannya dan taat pada peraturan yang ada dirumah.

Saat pertama kali aku berkontak dengan sisir legenda itu ketika aku pulang kerumah melewati batas waktu bermainku. Sesampainya aku dirumah ketika senja telah menampakan dirinya dihadapan semua orang, Ibuku telah menanti kepulangan anaknya tercinta namun dengan sebuah sisir hijau di tangan kanannya.

"Habis main dari mana mas?! kok deket maghrib baru pulang!", sontak aku terkaget dan mencoba menjawab namun karna kepolosan diriku tercetuslah.  

"Habis dari warnet bu".

Sontak dengan perasaan marah karna khawatir terhadap anak semata-wayangnya terhayunkan lah sisir itu mengenai pundak kananku sembari menasehatiku untuk tak pulang larut lagi.

"Makanya lain kali jangan deket magrib baru pulang mas! belum lagi masih kucel gitu belum mandi, buruan gih sana mandi".

"Iya bu lain kali mas usahain ngga pulang deket maghrib lagi deh" ujarku sambil menahan pedasnya ciuman sisir itu.

Tertanamlah sebuah rasa takut terhadap sisir mulai saat itu. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tak lagi mengulangi perbuatan yang dapat memancing ibuku mengeluarkan kembali senjata pamungkasnya padaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun