Ini jaman pura-pura
Dimana segala yang tampak penuh kepura-puraan.
Sedih pura-pura,
pun dengan bahagia, juga pura-pura. Â
Dulu kita mencibir pencitraan
Kini kita pelaku pencitraan
Kita tampilkan keelokan
Padahal yang ada adalah kebusukan
Kita tampilkan kebaikan
Senyatanya adalah kemunafikan.
Ini jaman penuh pura-pura
Di hadapan layar kaca kita pura-pura
Pura-pura bekerja
Pura-pura belajar
Pura-pura mengajar
Padahal hanya berkelakar.
Kemarin kita rayakan hari merdeka
Ramai-ramai kita teriak merdeka
Ramai-ramai kita hormat bendera
Dalam upacara layar kaca
Lagi-lagi itu hanya pura-pura
Karena sejatinya kita tipu mereka.
Demi laporan kita pura-pura
Demi konten kita pura-pura
Lantas kita unggah di sosial media
Panggung virtual sandiwara.
Tidakkah kita sadar, ini hidup juga pura-pura
Kita sejahtera adalah pura-pura
Kita melarat juga pura-pura
Sengsara pun pura-pura
Juga bahagia pura-pura
Karena semua sementara.
Kita sembah Tuhan, pura-pura
Padahal kita lekat dengan berhala
Kita beragama, pura-pura
Padahal kita sumber perkara
Hidupmu juga adalah pura-pura hidup
Sejatinya kau tak benar-benar hidup
Matimu pura-pura mati
Sejatinya tak benar-benar mati.
Lantas apa yang diperjuangkan sampai mati?
Sampai kau sadar saat dipanggil kembali
Melaporkan kepura-puraan yang kau geluti
Saat sebelum mati
Dan akhirnya dihakimi
Lantas kau berharap itu pura-pura dan nisbi
Lalu Tuhan berkata, ini hidup yang sejati!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H