Mohon tunggu...
Wiwik Arianti
Wiwik Arianti Mohon Tunggu... Lainnya - pemelajar sepanjang hayat

Guru IPA di MTs NU Raden Rahmat Ngerong, ingin menjadi sebaik-baik manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nestapa Air Bah

10 Februari 2021   09:17 Diperbarui: 10 Februari 2021   09:44 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luluh lantak
Tak ada yang tersisa
Hanya pilu dan trauma mendera

Ia datang begitu cepat
menghanyutkan dalam sekejap
Membawa apa saja yang dilewatinya  

Dan saat semua sudah berlalu
Hanya bisa terdiam dan termangu
mata memandang sayu
Pada tumpukan sampah
Dan kayu yang rebah

Oh bukan....
Itu bukan hanya sampah
Ada seonggok tubuh menyembul
Pada sungai hilang timbul

Oh...Ia sudah tiada kawan
Seorang perempuan muda
Diseret air bah yang menggila

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun