Rencana Pembangunan Jalan Tol Dalam Kota Bandung atau Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR) Kembali bergulir dan menjadi perbincangan hangat setelah 17 tahun tertunda. Proyek ini rencananya akan dikerjakan oleh pemerintah pusat dan menggunakan anggaran dari pemerintah pusat. sedangkan Pemerintah Provinsi Jabar dan Pemerintah Kota Bandung hanya menunggu rencana pembebasan lahan hingga tahap pembangunan.
Pembangunan jalan tol ini telah masuk kedalam proyek infrastruktur nasional di Jabar yang akan segera direalisasikan.
Tujuan dari pembangunan  jalan tol ini adalah untuk membangun konektivitas  dan untuk mengatasi  kemacetan yang kerap terjadi di beberapa titik.
Menurut Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan ruang Bambang Tirtoyulianto
rute tol dalam kota ini akan melewati sejumlah daerah yang kerap dipadati kendaraan dan menimbulkan kemacetan. Â Konon
Secara garis besar, BIUTR ini akan menghubungkan mulai dari Jalan Layang Pasupati, Jalan Surapati, Ujungberung, dan akan tersambung dengan Pintu Tol Km 149 Padalarang-Cileunyi.
Selain pembangunan jalan tol Kota Bandung, pemerintah pusat juga bakal melaksanakan pembangunan jalan tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas). Sementara itu, tiga proyek lainnya ini, antara lain, peningkatan jalan tambang di Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
Namun Terkait pembangunan jalan tol ini nampaknya menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Akankah Pembangunan ini benar benar efektif dapat mengatasi kemacetan jangka panjang atau malah menimbulkan masalah kemacetan di sekitar akses jalan tol?
Tak sedikit masyarakat yang lebih setuju jika pembangunan jalan tol tersebut di alihkan ke proyek  LRT.  Alasannya karena LRT dapat diakses semua lapisan dan dapat menggiring masyarakat untuk beralih ke LRT sehingga pada jangka panjang dapat mengatasi kemacetan.
Sementara jalan tol hanya dapat di akses oleh segelintir orang bahkan untuk supir angkotpun pasti enggan menggunakan jalan tol karena penumpang tidak mungkin di dapat di jalan tol. Semoga saja ini dapat menjadi masukan untuk selanjutnya di kaji ulang
Bagaimana dengan pembaca Kompasiana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H