Bagi sebagian orang , menjadi pns mungkin menjadi cita cita , yang sangat berarti, menjadi kebangga an di keluarga, masyarakat, dan sosial, bahkan di lingkungan saya, terutama di lingkungan keluarga besar saya, hitungan sukses dan tidak nya seseorang , di lihat , dia adalah seorang pns atau bukan,tidak atau belum sukses seseorang, kalau dia bukan pns. Apakah anda juga menyetujui nya ? Bisa jadi doktrin itu ada , karena mayoritas keluarga saya adalah pns, baik itu sebagai tenaga pendidik, kesehatan, dan lain sebagainya, dalam hal ini , BUMN saya masukkan sebagai pns juga, karena ada oom saya yang di intansi listrik negara, tante saya yang jadi tukang air negara, abang saya , yang tukang minyak negara.Hanya saya yang kebetulan tidak ber profesi sebagai pns, atau pun karyawan, baik itu di perkantoran, atau pabrik dan lain sebagainya. Bahkan saya bisa di bilang tidak punya kerja an. Kerja saya cuma nongkrong depan monitor, atau malah main keliling tiap pelosok negri ini, padahal saya sudah punya 1 istri dan 2 anak. Keluarga saya pun sampai heran, mereka bilang , mau sampai kapan kamu kayak gini ? kapan kamu mau mem banggakan keluarga ? Pokoknya jadi pegawai itu , dalam hal ini saya garis bawahi jadi pns, sangat berarti buat keluarga saya. Mungkin juga buat sebagian besar rekan kita juga.
Tentu saja tidak setiap individu menganggap demikian, contoh kecil nya saya, karena buat saya jadi pns itu adalah jalan pintas, yang tanpa resiko sama sekali, yang tidak perlu keberanian, bahkan skill sekalipun. KArena sudah menjadi rahasia umum, untuk menjadi pns, teramat sangat mudahnya, hanya dengan koneksi, dekat, saudara, dan bahkan sejumlah rupiah, maka kita bisa dengan mudah nya jadi pns.
Maaf, saya bukan bermaksud untuk memojokkan individu atau pun golongan, ini hanya murni opini saya saja. Jujur, saya bisa dengan mudah untuk menjadi pns, baik itu lewat koneksi saya, atau pun melalui jalur lain nya, tapi mengapa itu tidak saya lakukan ? apakah saya tidak membutuhkan penghasilan ? tentu saja tidak , karena saya juga manusia, yang hidup di zaman yang srba membutuhkan rupiah. Tentu saja saya membutuhkan rupiah, kalau tidak, bagaimana saya bisa menghidupi keluarga saya kalau tanpa rupiah, tapi untuk saya, menjadi pns adalah merupakan jalan pintas orang yang sudah bingung, dalam arti , bingung mau ngapain, bingung apa dia mampu bertahan di dunia yang sangat keras ini? dengan jadi pns , maka segala kebingungan ini terjawab sudah, karena menjadi pns dia bisa tenang, dapet gaji tiap bulan sudah merupakan kepastian, berhenti kerja pun ,ada pensiun, sudah tenang khan ? ndak usah banyak fikiran. itu lah yang saya maksud, jalan pintas, dan tanpa resiko.
Selain itu , kenapa saya menolak jadi pns, karena bertolak belakang dengan prinsip saya, saya seorang idealis, yang tidak mau segala sesuatu di capai dengan cara instan, pola fikir saya adalah pola berfikir yang praktis, tapi saya tidak berfikir instan. Anda semua pasti faham apa maksud saya. Selain itu saya senang dengan tantangan. Untuk saya, bekerja itu perlu tantangan, perlu tujuan, perlu motivasi juga.
Di balik itu semua, saya salut, dengan semangat rekan saya yang menjadi pns tanpa motivasi di atas seperti saya sebutkan sebelumnya, seperti saudara kita yang menjadi tenaga pendidik di entikong kalimantan misalnya, beliau dengan penuh semangat, mendidik anak anak tunas bangsa , calon penerus pemimpin bangsa ini di pedalaman kalimantan yang jauh dari peradaban, bahkan untuk mengambil gaji saja, dia menempuh jarak yang sangat jauh, dan biaya yang tidak sedikit, sungguh tidak setimpal , dengan apa yang dia persembahkan bagi bumi pertiwi tercinta ini.
Tulisan ini saya buat, semata mata, sebagai bentuk protes saya, terutama terhadap keluarga saya,yang selalu menganggap saya adalah contoh gagal untuk saudara saudara saya yang lebih muda, dan juga terhadap bobroknya negara ini , yang dengan teramat mudahnya untuk menjadi pns, hanya dengan ada nya koneksi atau pun dengan lembaran rupiah, padahal masih banyak rekan kita yang sudah mengabdi puluhan tahun menjadi tenaga relawan (sukwan) yang sampai sekarang masih dengan setia menjalani kegiatan nya, tanpa gaji ! di mana kah keadilan di negara kita tercinta ini ? Juga sebagai protes saya terhadap para oknum pegawai, yang se enak udel nya dalam bekerja, mentang mentang udah ada kepastian nerima gaji tiap bulan, mereka fikir tidak punya kewajiban, tidak punya beban moral. mentang mentang gampang jadi pns nya. Catatan,, ini saya tujukan untuk para oknum, untuk yang bukan oknum, jangan merasa tersinggung. Kalau ada yang tersinggung, berarti ngerasa sebagai oknum.
Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh tenaga sukwan di indonesia ini, yang telah tanpa lelah mengabdi kan seluruh keringat, tenaga dan fikiran nya untuk negara nya. Dan juga mohon maaf kepada yang sudah merasa tersinggung dengan tulisan saya ini, yang protes, berarti yang merasa menjadi pns adalah jalan pintas,, dan meraihnya dengan jalan pintas juga,.
salam.................
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H