Mohon tunggu...
evita
evita Mohon Tunggu... -

a Life-learner. Penulis amatir. Suka curcol. Slebor yang jaim. Hamba Allah. Alter Ego

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta Platonik

16 Juli 2016   20:16 Diperbarui: 16 Juli 2016   20:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak tahu bagaimana menggambarkan hubungan dua manusia ini. Pria dan wanita. Dewasa dan matang. Saling menyayangi dan mengasihi dengan sadar. Berbagi mimpi, membangun visi, tapi tidak pernah tahu akan berakhir dimana. Rumit. Entah salah atau benar. Pernah berbuat salah tapi mencoba kembali ke jalan yang benar. Pernah saling meninggalkan dan menjauh selama beberapa waktu, tapi kemudian dipertemukan lagi dan berekonsiliasi. Dan inilah yang sedang terjadi. Dua anak manusia yang benar-benar tidak tahu akan berakhir seperti apa. Jangan pernah bertanya bagaimana dan kapan. Karena itu pertanyaan yang sangat sulit dijawab.

Biarlah Tuhan yang bekerja dengan caranya yang misterius. Biarlah waktu yang menunjukkan segalanya nanti tentang pertanyaan itu. Dipisahkan sekarang atau nanti, itu hanyalah soal waktu. Dipertemukan dalam hubungan yang rumit atau yang lebih sederhana, itu bukan kuasa mereka. It’s just a matter of time.

Dan pada akhirnya cinta platonik itu hanya teori. Sebab pada praktiknya menyakitkan. Hanya bertahan di cerita drama romantis-tragis, bukan dalam kehidupan nyata. Karenanya sang wanita memilih melangkah pergi. Dengan sadar, dengan logika, dan dengan hati yang lapang. Mungkin ini caranya Tuhan bekerja. Yang maha membolak-balikkan hati manusia. Siapa bilang tidak ada waktu yang tepat untuk berpisah. Hari ini adalah saatnya. Ketika hati tak lagi sakit dan gundah gulana karena penantian yang tiada tentu ujungnya. Inilah saat yang pas untuk melepas. Ketika perasaan cinta yang dalam tiba-tiba berubah menjadi datar. Inilah saatnya Tuhan menjawab setiap pertanyaan dalam doanya: Sampai kapan? Ternyata cukup sampai di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun