Saya tidak tahu bagaimana menggambarkan hubungan dua manusia ini. Pria dan wanita. Dewasa dan matang. Saling menyayangi dan mengasihi dengan sadar. Berbagi mimpi, membangun visi, tapi tidak pernah tahu akan berakhir dimana. Rumit. Entah salah atau benar. Pernah berbuat salah tapi mencoba kembali ke jalan yang benar. Pernah saling meninggalkan dan menjauh selama beberapa waktu, tapi kemudian dipertemukan lagi dan berekonsiliasi. Dan inilah yang sedang terjadi. Dua anak manusia yang benar-benar tidak tahu akan berakhir seperti apa. Jangan pernah bertanya bagaimana dan kapan. Karena itu pertanyaan yang sangat sulit dijawab.
Biarlah Tuhan yang bekerja dengan caranya yang misterius. Biarlah waktu yang menunjukkan segalanya nanti tentang pertanyaan itu. Dipisahkan sekarang atau nanti, itu hanyalah soal waktu. Dipertemukan dalam hubungan yang rumit atau yang lebih sederhana, itu bukan kuasa mereka. It’s just a matter of time.
Dan pada akhirnya cinta platonik itu hanya teori. Sebab pada praktiknya menyakitkan. Hanya bertahan di cerita drama romantis-tragis, bukan dalam kehidupan nyata. Karenanya sang wanita memilih melangkah pergi. Dengan sadar, dengan logika, dan dengan hati yang lapang. Mungkin ini caranya Tuhan bekerja. Yang maha membolak-balikkan hati manusia. Siapa bilang tidak ada waktu yang tepat untuk berpisah. Hari ini adalah saatnya. Ketika hati tak lagi sakit dan gundah gulana karena penantian yang tiada tentu ujungnya. Inilah saat yang pas untuk melepas. Ketika perasaan cinta yang dalam tiba-tiba berubah menjadi datar. Inilah saatnya Tuhan menjawab setiap pertanyaan dalam doanya: Sampai kapan? Ternyata cukup sampai di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H