Mohon tunggu...
Whyda Aprilia
Whyda Aprilia Mohon Tunggu... Seniman - April

Mahasiswa sastra Inggris UAD

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

UAD Gelar Konferensi Internasional "Youth Communication Day 2021"

23 Desember 2021   16:19 Diperbarui: 23 Desember 2021   16:31 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=yq7p84pHEUE

Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan gelar upacara pembukaan Youth Communication Day 2021 pada tanggal 13 Desember 2021 digelar selama 6 hari dengan mengangkat tema "Communication Challenges in the Age of Hybrids" sebagai pembelajar komunikasi untuk mampu menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru di era pandemic.

Bekerja sama dengan tujuh universitas dibawah naungan Muhammadiyah. Youth Communication Day 2021 termasuk studi mandiri dan pertukaran pelajar yang merupakan implementasi dari program merdeka belajar kampus merdeka oleh kementrian pendidikan riset budaya dan teknologi (Kemendikbud). Event ini diselenggarakan secara online dengan mendatangkan beberapa pembicara dari berbagai Negara di Asia dengan diikuti oleh 330 partisipan dan disiarkan streaming di kanal youtube "Universitas Ahmad Dahlan"

Kepala program studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan, M. Najih Farihanto, M.A, mengatakan bahwa setelah vaksin covid-19 kita berhadapan dengan era hybrid yang menggabungkan non-technical skills dan technical skills untuk menangani teknis informasi di era digital ini. Dan kedepannya konsep hybrid ini akan semakin populer yang mana pandemic covid-19 telah mengubah banyak lapisan kiehidupan masyarakat termasuk proses komunikasi yang membuat masyarakat terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi komunikasi digital.

Dipandunya acara oleh Bapak Muhfid Salim, M.B.A. melalui ruang zoom dan menghadirkan pemateri dari berbagai Negara seperti, Anton Yudhana, Ph.D. (Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia), Prof. Estrella Arroyo, Ed.D (University of Saint Anthony, Philipines), Dr. Kirti Dang-Longani (Suryadatta Institute of Management and Mass Communication, India), Jessada Salathong, Ph.D. (Faculty of Communication Arts, Chulalongkom University, Thailand), Dr. Chen Chujie (Nanjing Normal University, China).

Penyampaian materi oleh Prof. Estrella Arroyo adalah dosen dari universitas of sain Anthony, Philipines, beliau memiliki pengalaman yang luas di broadcaster creative writer, textbook author, international lecturer, dll. menyampaikan bahwa Komunikasi hybrid menghubungkan dua jenis pekerja. Kami mengembangkan gaya komunikasi yang kami anggap sebagai cara terbaik untuk berkomunikasi secara tatap muka, namun karena pendemi, kami merekayasa ulang dengan mengemas ulang komunikasi kami dengan melakukan cara jarak jauh, bekerja dari rumah dan bekerja dari jarak jauh dengan aman dan nyaman.

Komunikasi sinkron terjadi secara real time biasanya berarti memberikan tanggapan langsung namun, selama ini lebih fleksible memungkinkan karyawan untuk bekerja fleksibel dengan pertanyaan apa yang kita harapkan di masa depan? Apakah hybrid work-place atau hybrid communication? Tidak ada kepastian apa yang akan terjadi di masa depan dan karyawan mungkin mendapatkan kesempatan yang terbaik dari keduanya.

Digital gap juga menjadi masalah besar dalam pendidikan online khususnya untuk wilayah southasia seperti, Fhilipina, Indonesia, Thailand, dan negara di wilayah southasia lainnya. Sedangkan untuk Negara maju seperti Singapura mereka mengaku tidak ada kesulitan dalam kesenjangan digital karena mereka bisa mengakses internet yang sudah cepat dan kualitas yang memadai di banding Negara di southasia sehingga perlu dipahami untuk para pelajar dengan keterbatasan digital. Untuk itu dibutuhkan perubahan untuk bagaimana caranya supaya kelas tidak menjadi membosankan dan mudah dipahami yaitu dengan cara mendowload file atau video clip sehingga pelajar tidak perlu melakukan kelas asinkron dengan mengulang materio yang sudah di download dan tidak membuang kuota internet. Diharapkan pelajar mendapatkan skill dan prestasi yang harus diubah penilaiannya untuk mendukung pendidikan belajar sepanjang hayat serta memperoleh ketrampilannya kembali.

Selain itu juga perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan media komponen berperan penting untuk mendukung pelarian ini karena pemerintah yang memiliki peraturan dan mereka memiliki otorisasi untuk membuat internet mudah akses oleh masyarakat kita. Sedangkan media adalah alat pilar utama untuk mensosialisasikan tentang hybrid mode. Dan khususnya untuk beberapa Universitas di Indonesia Kemetrian pendidikan telah mengijinkan program merdeka belajar kampus merdeka (mbkm) untuk menjadi solusi alternatif untuk mempersempit digital gap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun