Kau tak sempat melihat telinga
Mulutmu menganga seperti belanga
Tempo itu bersama terbahak tertawa
Meski Kau Cina Aku cukup JawaÂ
Toh tak apa bukan kerabatpun bisa jadi sahabat
Bagai kepompong berubah ulat
Â
Isu didepan lalu lalang tak mungkin kupendam
Bukan ujug-ujug Dari belakang langsung menikam
Bukan memang Aku memang bukan kacang sah saja lupa kulit
Situ aja paranoid dikit-dikit sensitif mikirnya primitif