Mohon tunggu...
tirto
tirto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kuliah

Saya mahasiswa asal Bandung yang suka menulis. Dan saya suka konten seputar dunia sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Pembongkaran Paksa Makam di Cimahi

18 November 2022   07:38 Diperbarui: 18 November 2022   07:44 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Pemerintah Kota Cimahi menyosialisasikan Peraturan Wali Kota Cimahi Nomor 27 Tahun 2020 tentang Retribusi Jasa Umum terkait pemakaman pada Senin, 7 November 2022. Berdasarkan Perwal Kota Cimahi, nilai retribusi makam baru naik menjadi sebesar 25.000 per meter persegi. Berlaku untuk 3 tahun pertama, dan Rp 20.000 per meter persegi untuk 2 tahun selanjutnya.

Kurangnya kesaran masyarakat tentang retribusi makam, membuat tim UPTD Pemakaman lembur di TPU untuk sosialisasi dengan harapan masyarakat langsung sadar untuk memenuhi kewajiban retribusi makam.

Dalam regulasi, pengelola berhak membongkar atau menumpuk makam yang tidak membayar pajak. Tidak sedikit orang menanggapi berita ini di media social, mereka berpendapat bahwasanya seharusnya biaya pemakaman itu sifatnya gratis, apalagi ini tanah wakaf atau lahan pribadi.

Kami pun sigap menanggapi ini dan langsung datang untuk memastikan fakta dari lapangannya. Betul saja, apa yang menjadi keresahan masyarakat di media social itu tidak sesuai dengan apa yang di lapangan.

"Tidak ada pembongkaran dimakam ini. Saya sendiri pun tidak setuju dengan pembongkaran makam secara terpaksa. Karena bagi saya kuburan itu sejarah fisik agar anak, cucunya pada mengetahui bahwasanya dimana, seperti apa kuburannya." Katanya.

"Agak gila, coba piker itu makam akan dijadikan tempat mereka berpulang. Biarin aja nanti juga di hantuin." Katanya.

"Kemarin saya ingin menguburkan paman saya, masa iya harus ada uang 3jt. Padahal saya juga engga buat lahan baru, itu saya nyatuin sama lahan kakek saya. Tapi mengapa? Apa-apa serba diduitin. Orang sudah susah, malah dibikin susah. Kemarin dinego biar ga 3jt, orang itu malah sinis." Katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun