Mohon tunggu...
Mega Talahatu
Mega Talahatu Mohon Tunggu... Guru - Guru #socialstudies

🪔Hiduplah dengan refleksi hati tiap hari bukan membandingkan diri. Hiduplah dengan belajar tetap rendah hati bukan rendah diri. https://balaamsdonkey95.blogspot.com/💬 https://megaphotoworkpromote.blogspot.com/ 📷

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Berulang adalah Cara Terbaik Memahami Pembelajaran Baru

13 November 2021   09:31 Diperbarui: 13 November 2021   09:51 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Whitney Mega P Talahatu

Seorang luar biasa yang lahir dari kondisi yang tidak sempurna yang mana di usia 2 tahun ia menderita penyakit katarak dan harus di operasi. Sedari kecil Jerome Bruner yang lahir di New York tahun 1915, mengalami banyak peristiwa yang sulit dalam hidupnya, tetapi ia tetap mendapatkan prestasi yang cukup baik Ketika menempuh pembelajaran di Duke University Durham, New York City. Lebih dari 45 Tahun Brunner menekuni psikologi kognitif sebagai suatu alternatif teori behavioristik sejak pertengahan abad 20. Pendekatan kognitif Bruner ini menjadikan reformasi Pendidikan di Amerika Serikat dan juga di Inggris.

Ia menyatakan, bahwa belajar itu meliputi 3 proses kognitif, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Pandangan terhadap belajar yang disebutnya sebagai konseptualisme instrumental ini, didasarkan pada 2 prinsip yaitu pengetahuan tentang alam didasarkan pada model- model mengenai kenyataan yang dibangunnya dan model- model itu diadaptasikan pada kegunaan bagi pembelajar.

Teori Belajarnya dikenal dengan tiga tahapan belajar yaitu: Enaktif, Ikonik dan Simbolik. Pada dasarnya setiap pembelajar akan mendapatkan waktu yang tepat untuk mengalami atau mengenal peristiwa yang ada di dalam lingkungannya. Pembelajar dapat menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model mental tentang peristiwa yang dialaminya.

Salah satu model kognitif yang sangat berpengaruh dari Brunner adalah belajar penemuan/ discovery learning. Ia menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Ia menyarankan agar pembelajar hendaknya belajar melalui partisipasi aktif dengan konsep dan prinsip agar mereka dapat memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen- eksperimen yang mengizinkan pemikiran mereka untuk menemukan konsep dan prinsip dengan sendirinya.

Teori Bruner mempunyai ciri khas dari pada teori belajar yang lain yaitu tentang mencari dan menemukan konsep sendiri. Disamping itu, karena teori ini banyak menuntut pengulangan- pengulangan, maka desain yang berulang- ulang itu disebut " kurikulum spiral". Secara singkat kurikulum spiral yang sudah saya rasakan sebagai guru dapat kita lihat selama menganut KTSP kemarin. Guru dituntut untuk memberi materi pelajaran setahap demi setahap dari yang sederhana ke yang kompleks dimana materi yang sebelumnya sudah diberikan suatu saat akan muncul kembali di kelas berikutnya secara terintegrasi di dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikian seterusnya hingga siswa telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan secara utuh.

Seperti contoh di kelas 7 SMP mereka belajar materi dan konsep IPS dengan ruang lingkup Indonesia, nanti di kelas 8 SMP mereka akan mempelajari hal yang sama dengan ruang lingkup asia tenggara kemudian di kelas 9 SMP mereka mempelajari kembali tetapi dengan ruang lingkup lebih luas yaitu seluruh dunia dan lebih internasional. Menurut saya teori Bruner ini cukup baik hanya saja masih terdapat beberapa kekurangan, di antaranya siswa bisa saja tidak benar- benar dipersiapkan baik di kelas sebelumnya sehingga di kelas 8 atau 9, guru perlu mengulangi lagi informasi yang ada dan ekspektasi ruang lingkup luas tadi belum mampu di gapai.

Saran saya sebagai guru, ada baiknya selalu ada pertemuan oleh setiap guru yang terintegrasi materinya perlu duduk dan membuat perencanaan dengan matang serta menentukan goal yang jelas agar setiap pembelajaran tidak tumpang tindih atau terdapat bagian yang belum dijelaskan pada siswa di level sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun