Selama menjadi pendidik pasti kita akan bertanya : Apa tujuan Pendidikan? Apa tujuan belajar dan mengajar ? Apakah hanya sekedar meenghapalkan fakta dan rumus yang ada di buku pelajaran ? atau menciptakan siswa yang nantinya akan mampu menemukan solusi dari permasalahan yang ada di masyarakatnya, sesuai dengan perkembangan jaman ?
Sebagai pendidik, kita mampu menjawab dengan teori pembelajaran yang sudah dikemukakan para ahli dan membandingkannya dengan pengalaman pribadi selama berada di dalam kelas. Teori yang menurut saya membantu pendidik untuk merancang kurikulum, lesson plan, dan ujian sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai dan detail telah dikemukakan Benjamin Samuel Bloom dan kawan- kawan dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika pada tahun 1950-an. Mereka menyatakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun terlihat banyak butir pertanyaan yang diajukan hanya untuk meminta siswa untuk mengapal konsep semata.
Bloom menyatakan bahwa hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level yang lebih tinggi yang seharusnya dicapai siswa agar proses belajar dapat menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil memperkenalkan kepada publik mengenai kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom.
Taksonomi bloom adalah struktur hirarki yang mengidentifikasikan keterampilan mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan Pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ ranah kemampuan intelektual yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Tiga domain itu adalah;
- Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir.
- Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian diri.
- Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang dan mengoperasikan mesin.
Taksonomi bloom mengalami dua kali perubahan, yaitu ; yang dikemukakan oleh Bloom sendiri dan Taksonomi yang telah direvisi oleh Andreson dan Kartwohl. Kemudian untuk Ranah Afektif dan Psikomotor kita dapat memperhatikan piramida ini yang sudah tertera. Di dalamnya terdapat domain afektif yang berfokus pada cara kita menangani segala hal yang berkaitan dengan emosi, seperti perasaan, nilai, apresisasi, antusiasme, motivasi dan sikap. Sedangkan untuk domain psikomotor terlihat model yang berfokus pada gerakan fisik, koordinasi, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterampilan motorik.
Bloom dan pemkirannya menurut saya memiliki banyak kelebihan dalam membuat terobosan dalam bidang Pendidikan :
- Awalnya Pendidikan lebih berfokus pada hafalan materi dan sekarang sudah berfokus pada kemampuan keterampilan : Saya mengingat betul awal tahun 2000an, saat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Saya sebagai siswa dapat mengidentifikasi banyak pendidik masih berorientasi pada penerapan konseptual yaitu di ranah remembering dan masih bersifat Lower Order Thinking Skills. Hal ini terbukti dengan Ujian Nasional yang masih diterapkan di masa itu. Bersyukur dimasa ini saya yang menjadi pendidik sudah diarahkan untuk mengevaluasi siswa dengan ranah High Order Thinking Skill.
- Kita juga dapat mengendalikan dan menyesuaikan tujuan belajar, aktivitas belajar dan proses evaluasi lebih mudah; Saya sendiri sebagai pendidik lebih senang membaca ceerita anak dalam proses berpikir mereka serta solusi nyata dalam kehidupannya. Memang membutuhkan waktu untuk mempersiapkan rubrik, check point, membaca essay siswa. Tetapi itulah tugas kita sebagai guru.
- Taksonomi bloom juga dapat digunakan pada berbagai mata pelajaran atau lintas disiplin ilmu :
Bukti nyatanya saat di sekolah sudah menggunakan metode interdisciplinary. Setiap pendidik untuk mapel berbeda dapat mengukur dan memberikan aktivitas belajar yang saling melengkapi. Dilihat dari ketiga ranah. - Siswa juga diberikan banyak arahan untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kognitif tingkat tinggi.
Semoga kita sebagai pendidik lebih memikirkan kembali tujuan sebagai seorang pendidik dan dapat mempergunakan teori belajar yang ada, khususnya Taksonomi bloom untuk membantu menyiapkan pembelajaran yang membawa perubahan pada pola pikir siswa dan menjadi pemahaman sepanjang hayat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H