Siapa sangka 6 tahun yang lalu saya menjejakkan kaki di Tanah Sejiran Setason, Kabupaten Bangka Barat. Mercusuar Tanjung Kalian Kota Muntok menjadi salah satu tujuan utama hari pertama. Di puncak Mercusuar angin bertiup kencang, tampak pelabuhan dan bentang alam yang sangat indah. Saya tidak menyangka juga bahwa lokasi internsip ini adalah kota sejarah sekaligus penghasil Timah dan Lada Putih kualitas terbaik dunia.
Saya baru menyadarinya setelah seharian berkeling kota mengunjungi berbagai situs sejarah dan bentang pantainya.Â
Namun, saya bukan ingin berkisah tentang bagaimana menjalani internsip dokter di kota ini. Melainkan teringat bahwa terdapat sebuah Mercusuar juga di tubuh kita. Yaitu, Jantung.
Mercusuar adalah simbol yang menonjol di pesisir pantai. Bangunan ini memberikan tanda bagi para pelaut yang berlayar di lautan yang gelap dan berbahaya.Â
Demikian pula, kesehatan jantung adalah mercusuar bagi tubuh kita, menunjukkan kesehatan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.Â
Namun, seperti mercusuar yang dapat terkena badai dan angin kencang, jantung kita juga rentan terhadap berbagai tantangan dan ancaman.
Sama seperti mercusuar yang memerlukan perawatan dan perbaikan rutin agar tetap menyala terang, demikian pula kita harus merawat kesehatan jantung kita agar tetap berfungsi optimal.Â
Keputusan yang kita ambil sehari-hari tentang pola makan, aktivitas fisik, merokok, dan stres merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesehatan jantung kita.
Pada akhirnya, di Rumah Sakit Sejiran Setason kami menemukan kasus penyakit jantung koroner pada anak muda. Seorang pemuda berusia 28 tahun datang dengan keluhan khas penyakit jantung koroner.Â