Mohon tunggu...
Whiskey Sierra
Whiskey Sierra Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan Profil

sebuah tulisan anonim

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika Jokowi Memaksa Kita Menyerah

9 April 2015   08:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:21 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada satu harapan baru. "A new hope" judul yang diberikan majalah TIME ketika sampul depan majalah tersebut dihiasi sosok yang dianggap mampu memberikan harapan bagi suatu bangsa. Sosok ini dianggap sanggup mengatasi masalah yang telah mendarah daging. Kanker stadium akhir yang sudah merambat ke setiap organ, bahkan jaringan dan sel dalam tubuh. Hampir mati bisa dibilang. Karena itulah dikatakan pengharapan. Karena banyak orang berpikir, berpendapat, dan berharap tubuh Merah Putih ini dapat hidup kembali dengan suatu harapan baru.

Setelah kurang lebih setengah tahun bermanuver, tidak banyak perubahan terjadi. Sel kanker pun tidak tinggal diam mempertahankan diri menggerogoti tubuh. Sampai saat saya menulis ini pun, saya belum tahu jika ada sel kanker yang dapat disembuhkan dalam kurun waktu 6 bulan--apalagi dengan kondisi stadium akhir. Pastinya ada suatu kebingungan besar yang terjadi, ketika sel kanker mulai melawan dan menyebabkan suatu rasa sakit dalam proses kesembuhannya. Iya, proses kesembuhan, ataukah proses kesakitan yang sama saja dan tanpa perubahan?

Suatu hal yang sering kali menjadi keraguan dalam ilmu penyembuhan. Adalah ketika tubuh berperang melawan penyakit dan terjadi yang disebut "Krisis Kesembuhan". Dalam kasus yang biasanya terjadi adalah, sel-sel kanker melawan untuk disembuhkan dengan cara menyerang tubuh lebih hebat. Sel kanker ingin juga mempertahankan eksistensinya dalam tubuh. Sehingga pada proses penyembuhan, sakit yang dialami akan lebih parah daripada waktu sebelumnya. Tubuh yang sudah lemah karena penyakit, dipaksa untuk merasakan hal yang lebih sakit lagi daripada sebelumnya. Harga yang cukup mahal sepertinya untuk boleh mendapatkan kesembuhan total.

Saya harap pembaca sampai titik ini tidak menutup tulisan saya hanya karena tidak sesuai dengan judul. Tapi saya pastikan jika anda mau berpikir sedikit lebih keras, anda akan dapat mengerti apa yang saya maksud.

Dalam memperjuangkan kebenaran, jangan pernah lupakan akan ada pihak yang tidak biasa dengan kebenaran. Seseorang yang alergi dengan kebenaran. Pihak yang telah terbiasa dengan kesalahan, sehingga mampu memutarbalikkan fakta. Menganggap kebenaran sesungguhnya adalah sebuah kesalahan. Pihak tersebut menggunakan kitab-kitab di mana hukum negara tertulis, rancangan para pendahulu, bahkan dasar negara, untuk menunggangbalikkan kebenaran.

Setiap sejumput hal yang luput, disorot sedemikian habis. Semua hanya untuk menutupi kebobrokan penyakit kanker yang sudah mengakar ke dalam sel. Ketika obat yang diminum mulai memberikan efek nyeri, menyalahkan obatnya adalah hal yang sering dilakukan orang. Tanpa sadar bahwa sebenarnya perlawanan dari sel kanker tersebut yang menyebabkan nyeri.

Sering kali Tuhan disalahkan atas hal buruk yang menimpa umatnya. Tanpa kita ingat bahwa ada setan dan terkadang justru manusia itu sendiri yang menjadi dalang di balik bencana yang menimpa.

Butuh proses lama untuk kesembuhan. Proses yang belum genap setahun masih sangat prematur untuk menyalahkan obat sebagai penyebab kesakitan yang kelihatannya tambah parah. Efek dari obat ini memaksa kita untuk menyerah dalam mengonsumsinya akibat rasa sakit yang lebih hebat dan tak tertahankan daripada sebelumnya. Sakit yang diderita dalam masa krisis kesembuhan adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kesembuhan total. Masa depan tubuh sepenuhnya ada di tangan tubuh itu sendiri. Apakah mau tetap mengonsumsi obat yang sama, atau mengganti obat dengan catatan, belum tentu penyakit itu akan sembuh jika menggunakan obat lain.

Yang saya mau tekankan di sini adalah, bertahan, jangan menyerah. Tetap mengawal setiap proses kesembuhan tubuh Merah Putih yang dilakukan obat bermerek Jokowi. Jangan menyerah kepada penyakit korupsi para perauk keuntungan yang sudah menjadi kanker, dan sekarang sedang gencar-gencarnya melawan efek dari obat tersebut. Rasa sakit itu harus dihadapi, demi kesembuhan dan tubuh yang lebih baik.

Sekali lagi saya ingin ingatkan, berpikir keras dalam menghadapi setiap yang anda baca. Sangat mudah untuk memutarbalikkan fakta pada era informatika. Saya pun menganjurkan anda untuk tidak menelan mentah-mentah tulisan saya ini. Tolong pikirkan baik-baik apa maksud dari tulisan ini dan lihatlah dari berbagai macam sudut pandang, terutama sudut pandang positif.

salam Merah Putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun