Mohon tunggu...
Whinda Heryawan
Whinda Heryawan Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Paramadina

Perencana Keuangan, Relawan, Mahasiswa Pasca Sarjana di Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Paradoks Bertani, Menghargai Anugerah Tuhan

12 Juli 2023   07:14 Diperbarui: 12 Juli 2023   07:21 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa yang subur, hiduplah dua orang petani yang saling bertetangga. Yang pertama, namanya Budi, memiliki lahan pertanian yang sangat sempit. Lahan Budi hanya cukup untuk menanam beberapa tanaman sayuran saja. Setiap hari, Budi selalu merasa iri melihat petani lain yang memiliki lahan yang luas. Dia berandai-andai, "Seandainya saya memiliki lahan yang lebih luas, saya bisa menanam banyak sayuran dan mendapatkan lebih banyak hasil."

Di sisi lain, tetangga Budi, yang bernama Joko, memiliki lahan yang luas. Lahan Joko terbentang luas dengan tanah subur yang sangat menggiurkan. Namun, Joko sering merasa kesulitan mengelola lahan yang luas tersebut. Dia merasa kehabisan sumber daya manusia dan peralatan yang memadai untuk mengolah seluruh lahan dengan efisien. Joko sering mengeluh, "Saya memiliki lahan yang luas, tetapi tak punya cukup sumber daya untuk mengelolanya dengan baik. Aku sangat membutuhkan bantuan."

Suatu hari, Budi dan Joko bertemu di tengah ladang. Mereka saling curhat tentang kegelisahan dan keluhan masing-masing. Namun, pada saat itu, mereka menyadari sesuatu yang penting. Budi menyadari bahwa meskipun lahan yang dimilikinya sempit, dia masih bisa menghasilkan sayuran yang segar dan berkualitas. Dia bersyukur atas lahan kecilnya yang tetap memberinya rezeki.

Sementara itu, Joko menyadari bahwa meskipun dia menghadapi kesulitan mengelola lahan yang luas, dia memiliki kekayaan berupa tanah subur yang bisa memberikan manfaat besar jika dikelola dengan baik. Dia belajar untuk bersyukur atas keberuntungannya memiliki lahan yang luas dan melihatnya sebagai anugerah yang harus dihargai.

Dari situlah, Budi dan Joko saling memberi dukungan dan bekerja sama. Budi membantu Joko dengan penanaman dan perawatan di beberapa bagian lahan Joko. Sebaliknya, Joko membantu Budi dengan sumber daya dan pengetahuan tentang cara mengelola tanaman secara efisien. Mereka belajar satu sama lain, saling mendukung, dan merasakan manfaat kerjasama.

Akhirnya, dengan kerja keras dan kerjasama mereka, lahan pertanian Budi dan Joko berkembang dengan baik. Budi mampu menghasilkan lebih banyak sayuran dengan bantuan lahan Joko, dan Joko belajar bagaimana mengelola lahan yang luas secara efisien dengan bantuan Budi.

Moral cerita ini adalah tentang bersyukur dan menghargai apa yang kita miliki. Keduanya belajar untuk melihat pemberian yang diberikan kepada mereka sebagai anugerah yang harus digunakan dengan bijaksana. Mereka menyadari bahwa kemampuan mereka saling melengkapi dan dengan bekerja sama, mereka dapat mencapai hasil yang lebih baik dan memberikan manfaat yang lebih besar.

Dalam kehidupan kita, kita seringkali tergoda untuk merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Namun, jika kita belajar bersyukur dan menghargai apa yang kita miliki, kita akan dapat melihat potensi yang ada dan menggunakan pemberian kita dengan cara yang memberikan manfaat terbaik bagi diri kita dan orang lain.

Semoga cerita ini memberikan inspirasi dan pemahaman yang bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun