Musim kemarau saat ini, petani Desa Paguan menanam tebu, terong, jagung, tumpangsari cabai dengan tembakau, dan padi. Selama proses budidaya tanaman tersebut,hama menjadi permasalahan yang sangat mengganggu bagi petani. Tanaman yang terserang hama akan mengalami penurunan tehadap kualitas, kuantitas, dan menularkan penyakit hingga gagal panen.Selain menanam tanaman refugia, tim KKN UMD 323 juga membuat pestisida nabati yang mudah dibuat dan sangat bermanfaat.
Pembuatan pestisida nabati ini menjadi salah satu solusi dalam mengatasi serangan hama, karena menerapkan konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1995. Pemberian pestisida nabati ini akan memanfaatkan agen pengendalian hayati atau biopestisida dalam pengendalian hama dan penyakit. Sementara itu, pemberian pestisida nabati ini memberikan hasil yang optimal dan aman bagi ekosistem. berikut merupakan  proses pembuatan 2 jenis pestisida yang dibuat oleh tim KKN UMD 323 di Desa Paguan :
- Pembuatan Pestisida Berbahan Dasar Kulit Bawang Merah
- Alat dan bahan :
- Botol bekas
- Kulit bawang merah
- Air bersih
Proses pembuatan
- Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
- Memasukkan kulit bawang merah hingga mengisi volume botol
- Mengisi botol dengan air sesuai dengan konsentrasi yang akan diinginkan.
- Langkah terakhir, mendiamkan rendaman kulit bawang merah selama 1 hari.
Kulit bawang merah umumnya menjadi limbah rumah tangga, namun kulit bawang merah ini dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Kandungan senyawa acetogenin, zat squamosin,dan anti-feeden pada bawang merah  dipercaya mampu menurunkan nafsu makan hama,  menghambat masuknya nutrisi pada hama, merusak organ pencernaan hama, dan mengakibatkan kematian pada hama. Konsentrasi kepekatan pestisida bawang merah umumnya berkisar 40%-60%, dimana konsentrasi 40% sangat efektif dalam pengendaian hama ulat tritip (Mulyati, 2020).
- Pestisida Nabati Campuran
- Alat :
- Blender
- Pisau
- Corong plastik
- Botol bekas
Bahan :
- Bawang putih
- Daun sirsak
- Daun pepaya
- Serai segar
- Lidah buaya
- Air
Proses Pembuatan :
- Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
- Kemudian menyuci bersih bahan-bahan yang telah disiapkan dan memotong semua bahan.
- Memasukkan semua bahan yang akan dihancurkan dengan menambahkan air secara perlahan.
- Memasukkan larutan pestisida ke dalam botol untuk didiamkan selama 24 jam sebelum digunakan.
Kombinasi dari bawang putih, daun sirsak, daun pepaya, dan serai dinilai mampu membunuh hama seperti ulat, kutu, serangga, dan fungi. Bawang putih dinilai sebagai antibiotik, sedangkan konsentrasi bawang putih yang semakin tinggi maka daya bunuhnya semakin tinggi (Tigauw, et.al., 2015). Kombinasi lainnya pada daun sirsak dan daun pepaya dinilai mampu merusak sistem pencernaan hama, sehingga nafsu makan pada hama menurun. Sementara itu, serai dinilai sebagai bahan pestisida yang minim akan timbulnya resistensi hama (Astuti dan Widyastuti, 2016).Oleh karena itu, bhan-bahan yang digunakan sebagai pestisida nabati campuran ini bermanfaat sebagai:
- Insektisida
- Fungisida
- Repelent
- Nematisida
- Rhotentisida
- Anti-Feeden
- Bakterisida
- Antibiotik tanaman
Pestisida campuran ini memiliki daya tahan selama satu minggu lamanya. Sementara itu, dosis yang disarankan yakni perbandingan larutan pestisida dan air yakni sebesar 1 : 10. Pengaplikasian pestisida nabati campuran ini dilakukan seminggu sekali tanpa melihat ada hama atau tidaknya.
Sumber Referensi