Sebut saja namanya pak Ikhlas.
Seikhlas orangnya menjalani hidup.
Ia rela bekerja keras puluhan tahun di negeri orang, demi menafkahi keluarga.
Setiap akhir bulan ia datang memotong rumput di rumah.
Hasil kerjanya rapi.
Bekerja dengan sigap dan tangkas di usianya yang tak lagi muda.
Ia akan menghabiskan waktu berjam-jam di rumah untuk bercerita tentang kisah hidupnya.
Tentang kerinduannya pada mereka yang dicintainya. ..
Ia tak pernah punya kesempatan untuk melihat anaknya bertumbuh dewasa.
Tidak mesti setiap tahun ia pulang kembali ke kampung halaman.
(Aku membayangkan betapa kerinduan membelenggu sepanjang hidupnya).
Ia berkali-kali berjanji pada dirinya akan pulang dan tak kan lagi merantau,
namun tiap kali pulang janji itu patah,
karena tanah air seolah tak punya tempat bagi orang seperti dirinya.
Tak ada lapangan kerja berarti tak makan. ..
Dan ia kembali merantau ke tempat ini
Menemui Tauke yang selalu berbaik hati menampungnya bekerja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H