Mohon tunggu...
Bernadete Fibriana Arum Widyastuti
Bernadete Fibriana Arum Widyastuti Mohon Tunggu... -

find uniqueness in me

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuan Potong Rumput

3 April 2014   21:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:07 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1396511519177615959

Sebut saja namanya pak Ikhlas.
Seikhlas orangnya menjalani hidup.
Ia rela bekerja keras puluhan tahun di negeri orang, demi menafkahi keluarga.
Setiap akhir bulan ia datang memotong rumput di rumah.
Hasil kerjanya rapi.
Bekerja dengan sigap dan tangkas di usianya yang tak lagi muda.
Ia akan menghabiskan waktu berjam-jam di rumah untuk bercerita tentang kisah hidupnya.
Tentang kerinduannya pada mereka yang dicintainya. ..
Ia tak pernah punya kesempatan untuk melihat anaknya bertumbuh dewasa.
Tidak mesti setiap tahun ia pulang kembali ke kampung halaman.
(Aku membayangkan betapa kerinduan membelenggu sepanjang hidupnya).
Ia berkali-kali berjanji pada dirinya akan pulang dan tak kan lagi merantau,
namun tiap kali pulang janji itu patah,

karena tanah air seolah tak punya tempat bagi orang seperti dirinya.
Tak ada lapangan kerja berarti tak makan. ..
Dan ia kembali merantau ke tempat ini

Menemui Tauke yang selalu berbaik hati menampungnya bekerja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun