Di Desa Sembalun, Nusa Tenggara Barat, ada sebuah masjid besar terbuat dari semen bernama Masjid Nurul Hudha. Masjid tersebut mempunyai sebuah menara yang menjadi menara simbol seperti di Madinah. "Menara itu prisma simbol di Masjid. Jadi Lombok itu mengajunya menara-menara seperti di Madinah, yang kita lihat kan setiap sisi itu banyak menara." Ujar Abu Sopa, pengurus Masjid Nurul Hudha. (07/11/2021)Â
Menara tersebut juga sudah dibuat dari awal, rencananya adalah mereka akan membangun masjid dan menara sekaligus. Termasuk tinggi dan bentuk menara tersebut, menara tersebut sudah terbentuk sejak 2015 dengan bantuan tukang bangunan dan warga. Tetapi 3 tahun kemudian, ada sebuah bencana yang merubah bangunan masjid tersebut dan membuat menara tersebut seperti sekarang.Â
Pada Hari Minggu, Juli 29, 2018. Ada sebuah gempa di Lombok Utara dan Lombok Timur, gempa tersebut meruntuhkan beberapa bangunan termasuk Masjid tersebut. Dengan runtuhnya Masjid, warga Desa Sembalun harus membangun masjid untuk kedua kali. Berkat dengan bantuan 170 warga untuk membangun Masjid tersebut, menara itu disengajakan tidak diselesaikan agar tidak runtuh.Â
"Semenjak gempa, orang-orang berfikir untuk membuat menaranya seperti ini. Mungkin kita akan bikin dua. Kalau kita hadap ke timur, sebelahnya kita mau bangun. Sekarang malah justru kita akan patahkan rasanya, karena cukup pendek-pendek saja. Kita belajar dari gempa, berpengaruh kepada kubah-kubahnya, jadi kalau jatuh ke warga, ya begitulah." Ujar Abu Sopa, mengenaiÂ
Sampai sekarang, menara tersebut tidak pernah diselesaikan dan menjadi sebuah landmark di Desa Sembalun dikarenakan dengan bentuk yang unik. Walaupun mereka tidak bisa menyelesaikan menara tersebut, mereka bangga karena hasil tersebut menjadi Rumah Allah.
"Jadi kalau dia membangun masjid, dia mampu dan berpikir bahwa biaya membuat masjid itu 6 sampai 7 miliar. Dan itu tanpa mengharap pada bantuan, disini kalau sudah berhasil, tidak akan perlu ditagih, saking motivasinya." Ujar Abu Sopa, mengenai tentang usaha warga membangun masjid Nurul Hudha.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H