Mohon tunggu...
Anargya Atha
Anargya Atha Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

Murid di SMX yang mempunyai projek 'What's on Indonesia?' yang mempublikasi berita-berita lokal di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dalam Pikiran Seorang Murid Pintar

13 September 2021   05:38 Diperbarui: 13 September 2021   05:59 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika menjadi seorang pelajar di sebuah sekolah, pasti banyak masalah yang dihadapi. Dan di setiap sekolah, pasti saja ada murid yang pintar yang mempunyai nilai bagus dengan menjadi murid yang pintar dan teladan di sekolah, tetapi apakah kalian pernah berpikir bahwa ada sisi lain dari menjadi murid yang 'pintar' di sekolah? Apa yang mereka harus lalui sebagai menjadi murid 'pintar'? 

Seperti murid lainya, mereka hanyalah manusia. Dan seperti semua manusia, mereka pasti punya kelebihan dan kekurangan. Saya mewawancara dua murid yang dianggap sebagai murid 'pintar', salah satunya adalah Banyu Bening, seorang siswi kelas 11 yang belajar di Sekolah Bogor Raya dan seorang siswa kelas 11 yang saya tidak akan sebut nama di artikel ini. Di dalam wawancara ini, saya menanyakan beberapa pertanyaan tentang pengalaman menjadi murid pintar, seperti tekanan yang didapat, apa yang mereka alami. 

Pastinya mereka sebagai pelajar mendapat tekanan dari lingkungan mereka maupun dari keluarga, teman-teman, sekolah bahkan mereka sendiri. Tetapi cara mereka melihat tekanan ini adalah sebuah inspirasi yang bisa dipelajari. Ketika tekanan bisa membuat orang stress, mereka pun bisa belajar dari tekanan itu, menurut mereka, tekanan yang mereka dapatkan adalah hal yang bisa mempunyai dampak baik dan buruk. 

Di satu sisi, tanpa adanya tekanan, pasti mereka akan menjadi lebih lemah dikarenakan tidak ada yang menekankan mereka untuk melakukan yang terbaik. Tetapi mereka juga sadar bahwa terlalu banyak tekanan akan juga mempunyai efek yang serius kepada kesehatan mental. 

Tak hanya itu, mereka juga mengandalkan tekanan mereka dengan cara berbeda, tetapi kedua murid yang wawancara adalah mereka mempunyai prioritas. Menurut mereka, prioritas itu adalah prioritaskan waktu untuk sesuatu yang penting dan pikiran diri sendiri. Pikiran diri sendiri adalah yang paling penting dikarenakan nanti kita akan hidup dengan diri sendiri, 

"Saya pikir bahwa cara menangani tekanan dari luar adalah apa yang anda pikir tentang dirimu sendiri, anda juga harus mengatur tekanan itu agar membuat anda mendengar masukan atau opini tentang kamu. Tetapi opini yang sangat penting di dalam hidup adalah opini tentang dirimu sendiri dikarenakan siapa lagi yang akan bersangkut di dalam hidupmu sendiri? Anda sendiri." Ujar Banyu Bening di Google Meet, Sabtu (11/9/2021)

Dari yang kita bisa pelajari, menjadi murid pintar itu pasti perlu kerja keras, tetapi salah satu aspek yang paling penting adalah mempunyai prioritas. Pastinya prioritas itu juga akan membuat kita kehilangan waktu untuk bertamasya dengan teman-teman, tetapi itulah hidup. Terkadang kita harus mengorban waktu untuk hal yang lebih penting. 

(AA) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun