Pada 1 Juni 1945, Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) membangun ideologi yang akan diteruskan kepada generasi bangsa Indonesia untuk berpuluh-puluh tahun. Lima Dasar yang terbentuk oleh Muhammad Yamin, berbasis dari Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Kini diperbarui sebagai:
Ketuhanan Yang Maha EsaÂ
Kemanusiaan yang adil dan beradabÂ
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Walaupun Indonesia menerapkan Pancasila sebagai ideologi yang diterapkan untuk masyarakat, pasti ada bagian dari masyarakat dimana mereka menentang pancasila, yakni para penentang ini termasuk koruptor, kriminal, orang-orang yang terindoktrinasi dengan ideologi lain, dan kelompok-kelompok yang menawarkan ideologi baru yang menentang pancasila.Â
Dan menurut para masyarakat, Indonesia mempunyai ideologi yang bagus dengan implementasi yang buruk pada masa kini. "Menurut saya, pancasila saat ini tidak benar benar diimplementasikan dengan baik dan sempurna baik oleh pemerintah selaku penyelenggara negara maupun oleh rakyat indonesia itu sendiri. Korupsi banyak terjadi, ketidakadilan hukum, ketimpangan sosial yg semakin tajam terasa. Tentu itu sangat bertentangan dengan sila sila pancasila." Ujar Pak Chandra, seorang guru Ilmu Sosial di suatu Sekolah Menengah Atas (SMA).Â
Kadang kita juga kehilangan salah satu kepentingan yang ada di dalam ideologi Pancasila, yaitu persatuan. Dengan tidak adanya persatuan, banyak konflik yang terjadi di Indonesia. "Pancasila sebagai ideologi di Indonesia sekarang sangat penting, karena hal pertama yang harus kita ada adalah persatuan. Tetapi, nilai-nilai pancasila tidak memiliki kepentingan seperti dulu, karena lebih banyak orang tidak mengikuti nilai-nilai pancasila, dan bisa dilihat dengan bertumbuhnya konflik dimana-mana." Ujar Michael, seorang siswa SMA kelas 10.Â
Dengan banyaknya penentang Pancasila, lawannya adalah pengikut Pancasila. Beda dengan penentang Pancasila, pengikut pancasila mementingkan untuk mempunyai solidaritas antar satu sama lain, bersikap adil, mengikuti kepercayaan religi masing-masing dan bisa menerima perbedaan.Â
"Membangun solidaritas antara rakyat untuk memperkuatkan rasa kesatuan bangsa. Dengan ini, para rakyat Indonesia bisa bersama-sama mempertahankan Indonesia dan tetap membangun Indonesia tanpa konflik karena mereka mengikuti Pancasila." Ujar Michael, seorang siswa SMA kelas 10.Â