Mohon tunggu...
Herawanto Samad
Herawanto Samad Mohon Tunggu... -

Selalu bermimpi yang terbaik dan berusaha memujudkan, itulah diriku.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Thalassemia: Satukan Cinta

7 Mei 2011   07:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:59 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darah merupakan bagian terpenting dalam tubuh kita, si merah ini merupakan cairan yang terdapat dalam tubuh kita yang mempunyai fungsi untuk mengangkut zat-zat dan oksigen keseluruh jaringan tubuh, mengangkut bahan kimia hasil metabolism serta sebagai penyusun imun tubuh.

Darah juga bisa mengalami kelainan, salah satu kelainan yang saat ini hangat dibicarakan adalah Thalassemia. Thalassemia sebenarnya berasal dari kata thalas dari bahasa Yunani yang berarti laut, hubungannya adalah bahwa penyakiini banyak ditemukan pada mereka yang tinggal dekat dengan laut, dan ini berhubungan dengan kelainan genetika.

Thalassemia merupakan penyakit genetika dan resesif atau penyakit yang diturunkan dari orangtua kepada keturanan mereka. Bila salah satu orangtua memiliki gen thalassemia dan orangtua yang lain sehat, maka anaknya akan tetap sehat dan memungkinkan akan menjadi pembawa, namun bila kedua orangtua memiliki gen thalassemia maka anaknya dipastikan akan mengalami thalassemia mayor.

Penyakit ini desebabkan oleh ketidakseimbangan pembuatan salah satu rantai asam amino pembentuk hemoglobin atau kelainan pada darah akibat sumsum tulang belakang yang tidak bisa membentuk protein untuk memproduksi sel darah merah.

Gejala thalassemia pada setiap orang pada umumnya sama, namun beratnya saja yang berbeda, biasanya mengalami anemia ringan. Pada thalassemia tingkat lanjut seperti beta-thalassemia mayor akan mengalami penyakit kuning, luka terbuka pada kulit, pucat, 3L, bahkan bisa gagal jantung karena kerja jantung yang meningkat. Pada anak-anak akan mengalami pertumbuhan yang lambat.

Sampai saat ini pengobatan thalassemia belum ada untuk penyembuhan secara total, namun sebatas untuk mencegah kegawatan dan koplikasi yaitu dengan transfusi darah rutin biasanya dilakukan setiap bulan. Ini dilakukan agar penderita tetap produktif serta dapat melakukan aktifitas mereka namun harus tetap terbatas untuk menjaga kondisi tubuh.

Di indoneisia sendiri thalassemia saat ini semakin meningkat meskipun penyakit ini telah ada sejak lama namun baru akhir-akhir ini mendapatkan perhatian yang sangan serius, diakibatkan penderitanya semakin meningkat terutama dikalangan anak-anak. Bahkan di Indonesia telah diberdiri suatu badan yang menangani masalah ini.

Data WHO menyebutkan 7% dari total penduduk bumi merupakan pembawa sifat thalassemia dan setiap tahunnya ada 300 ribu kelahiran dengan thalassemia. Sedangkan di Indonesia data menyebutkan 6% sampai 10% penduduk Indonesia sebagai pembawa sifat thalassemia. Hal ini jika tidak medapatka perhatian dari kita semua maka akan menjadi bom waktu meningkatnya penderita thalassemia, karena sampai saat ini belum ada kebijakan dari pemerintah sebagai upaya pencegahan. Karena penyakit ini merupakan penyakit genetika maka upaya preventive atau pencegahanlah yang menjadi jalan keluar.

Upaya pencegahan dilakukan yaitu dengan tidak menikah antara sesama pembawa sifat thalassemia, dan untuk mengetahuinya tentu perlu pemeriksaan secara medis. Tentunya peran pemerintah ada diposisi ini, dimana pemerintah perlu membuat regulasi yang mengatur setiap orang yang akan menikah harus memeriksakan diri secara medis untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum dan khususnya apakah mereka sebagai pembawa sifat thalassemia.

Yang terpenting adalah, bahwa penderita thalassemia adalah orang yang sama dengan kita, tak perlu ada diskriminasi, mereka mempunyai hak dan kesempatan yang sama dengan kita, meskipun mereka memiliki keterbatasan. Oleh sebab itu mari kita satuka cinta untuk mengendalikan thalassemia, minimal dilingkungan keluarga kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun