Mohon tunggu...
wahyu wibowo
wahyu wibowo Mohon Tunggu... -

seseorang yang tengah belajar melukis dunia dengan kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

SURAT CINTA UNTUK ADINDA

28 Agustus 2010   15:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:38 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teruntuk adinda tersayang Maafkan bila suratku ini begitu mengejutkan Aku hanya ingin mencoba jujur kepadamu Tentang semua rasa rasa yang kini berperdu . Entahlah, aku harus memulai semua ini dari mana Sebuah cerita yang hadir memberi sebuah cahaya Hidup dalam genggaman lelaki kesepian Yang selama ini berlari menjauh dari sebuah kenyataan . Entahlah, aku masih terlalu lugu untuk hal hal seperti ini Hanya akan meninggalkan jejak tersipu memerah di pipi Bacalah perlahan lahan dengan hatimu yang berseri seri Karena aku hanya sanggup menuliskannya sekali . Adinda, terima kasih untuk manisnya senyumanmu Yang engkau sisihkan hanya untuk menyapaku Tulusnya sanggup membuat aku kembali percaya Ramahnya mampu mengobati sebuah goresan luka . Adinda, terima kasih untuk semua kata kata bijaksanamu Yang engkau tuturkan bersama lafaz sebuah do’amu Santunnya mampu membuat aku sejenak merenungi Tentang hakikat kehidupan yang tengah aku jalani . Adinda, terima kasih untuk semua pintu hatimu yang selalu terbuka Saat ku merapuh lelah, menikam gundah, terbujur pasrah memangku putus asa Hangatnya sanggup membuatku tenang bercerita Menuliskan semua beban cobaan hidup yang sedang kurasa . Adinda, terima kasih untuk semua cerita cerita kita Yang hadir dalam perjamuan kata kata dan rasa Cerianya sanggup mengusir dinginnya sepi Menemani hari hariku yang selama ini kurajut sendiri . Adinda, bolehkah aku berkata jujur kepadamu Tentang getar getar halus perasaan rindu Wanginya ciptakan ratusan taman taman bunga di hati Mengajak aku menari di koridor ruang mimpi . Adinda, bolehkah aku berkata jujur kepadamu Tentang kristal kristal harap yang perlahan mulai tumbuh Hidup dalam bingkai yang begitu sederhana Hanya terlukis kata setia dan ketulusan sebuah hati disana . Adinda, bolehkah aku ungkapkan semua rasa ini Betapa aku sungguh jatuh hati kepada dirimu saat ini Jikalau hatimu belumlah lagi termiliki Maukah engkau hadir dalam singgasana hatiku sebagai permaisuri . Teruntuk adinda tersayang Maafkan bila suratku ini begitu mengejutkan Aku hanya ingin engkau tahu perasaan hatiku Semesta rasa selalu menanti kehadiranmu selamanya disisiku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun