Maraknya kecelakaan lalu lintas belakangan ini kembali mengusik rasa aman kita sebagai pengguna jasa transportasi dan kendaraan bermotor. Terlepas dari cara berkendara sang supir, ada faktor lain yang sering dituding sebagai penyebab kecelakaan, yaitu rem “blong”. Apa sebetulnya yang disebut rem “blong”?
Cairan Rem
Sistem rem pada kendaraan bermotor menggunakan cairan yang disebut cairan rem atau lebih dikenal dengan sebutan minyak rem. Cairan ini berfungsi menghantar tekanan dari pedal rem ke kampas rem untuk menekan cakram atau teromol dan karenanya akan menyerap panas hingga di atas 500 °C akibat pergesekan antara kampas dengan cakram dan teromol. Untuk itu minyak rem harus memiliki titik didih tinggi, minimal 205 °C untuk standar DOT 3 dan 230 °C untuk standar DOT 4.
Minyak Rem + Air = Petaka
Minyak rem bersifat higroskopis, artinya menyerap air dan kelembaban. Kadar air sebesar 3,7% saja di dalam cairan rem sudah menurunkan titik didih menjadi 140 °C pada DOT 3 dan 155 °C pada DOT4. Titik didih dengan kandungan air maksimal 3,7% disebut titik didih basah (wet boiling point). Kadar air sebesar itu ternyata dapat terjadi hanya dalam pemakaian selama 1 tahun.
Air yang titik didihnya hanya 100 °C akan mendidih lebih dulu dan menjadi gelembung udara dalam sistem rem Anda. Gelembung ini yang sering disebut dengan istilah angin palsu, menyebabkan tekanan pada minyak rem berkurang dan pada gilirannya akan membuat sistem rem Anda “blong” alias pedal diinjak namun rem tidak berfungsi.
Efek negatif lain yang ditimbulkan oleh air di dalam sistem rem Anda adalah timbulnya karat yang akan menyebabkan kerusakan sil dan macetnya piston kaliper. Inipun bisa mengakibatkan rem “blong”.
Aman itu Mudah
Sebenarnya untuk menghindari kecelakaan dan kejadian yang tidak diinginkan sangatlah mudah. Cukup mengganti cairan rem Anda satu tahun sekali dengan minyak rem berkualitas. Bagaimana kita tau kualitasnya? Salah satunya dengan menggunakan minyak rem yang mencantumkan wet boiling point pada kemasannya dan memiliki titik didih lebih tinggi dibanding merk lain. Dengan begitu kita telah mengem-balikan rasa aman dalam ber-kendara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H