"Andai Kiamat Itu Terjadi Esok, Hari Ini Adalah Hari Terakhir.
Kiamat Di Depan Mata?"
Sinar matahari yang menyinari kota Bandung di pagi hari ini, seakan-akan menepis anggapan dari berbagai isu yang ada mengenai berakhirnya dunia ini. Ya esok Jumat, 21 Desember 2012 M, ada orang-orang yang meyakini bahwa dunia ini akan "berakhir". Segala persiapan telah dilakukan oleh yang meyakininya dengan membangung tempat-tempat yang aman dari "kiamat", bahkan ada yang membangun kapal yang menyerupai "Bahtera Nuh". Selain isu "kiamat", pada hari dan tanggal yang sama, ada isu yang beredar bahwa akan terjadi gelap gulita selama bebehari, dimulai dari tanggal 21-24 Desember 2012 dan akan terang kembali pada 25 Desember 2012 dengan segala sesuatunya "Baru".
"The Dawn Of the New Age" atau terciptanya zaman baru akibat adanya getaran yang sangat dasyat, selama masa ini alam akan mengalami: 1. Pada hari ke-1 dan ke-2, bumi akan menjadi gelap gulita karena matahari tidak bersinar. 2. Pada hari ke-3 dan ke-3, saat fajar akan nampak cahaya temaram, bintang-bintang akan terlihat di langit. 3. Pada hari ke-5 dan ke-6, hari-hari ini akan dilanda oleh terang-benderang yang berlangsung 24 jam setiap harinya, diyakini bahwa saat itu mahluk hidup seperti mendapat energi baru, memiliki kemampuan supranatural, dan dumulailah zaman baru. Akankah dunia berakhir? Andaikan ternyata benar, mungkin "sudah selayaknya umat manusia menanggung dan menerimanya". Andaikan ternyata salah, "selayaknya juga umat manusia untuk mengambil hikmat dan pelajaran-pelajaran penting tentang kehidupan". Mengutip Kitab Asrar (Musarar) karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3)* atau lebih terkenal dengan "Ramalan Jayabaya" yang menuliskan tentang kehidupan zaman ini:
Amenangi jaman edan Ewuh aya ing pambudi Milu edan nora tahan Yen tan milu anglakoni Boya kaduman melik Kaliren wekasanipun Ndilalah karsa Allah Begja-begjane kang lali Luwih begja kang eling lawan waspada Terjemahan: Hidup di dalam zaman edan, memang repot. Akan mengikuti tidak sampai hati, tetapi kalau tidak mengikuti geraknya zaman tidak mendapat apapun juga. Akhirnya dapat menderita kelaparan. Namun sudah menjadi kehendak Tuhan. Bagaimanapun juga walaupun orang yang lupa itu bahagia namun masih lebih bahagia lagi orang yang senantiasa ingat dan waspada. Dari berbagai isu-isu yang ada, terlepas dari masalah "kiamat", Tuhan menciptakan Alam dan berbagai mahluk hidup, termasuk manusia. Bumi yang diciptakan untuk tempat tinggal berbagai kehidupan, pengelolaan dan kekuasaannya diberikan kepada manusia. Dimana manusia selain menguasai bumi, juga dapat mengambil berbagai macam hasil bumi, manusia dituntut untuk bertanggung jawab baik kepada setiap mahluk hidup yang ada, juga menjaga alam ini menjadi tempat yang aman dan nyaman. Tetapi, kerakusan, ketamakkan, dan keegoisan manusia, mengakibatkan berbagai kerusakan alam, hewan dan tumbuhan seakan tidak memiliki tempat lagi dimuka bumi. "Jiwa kerdil" yang tanpa "hati nurani" membuat manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri, alam rusak akibat hilir-mudiknya senjata-senjata dan rudal-rudal, hilir mudiknya para kongsi-kongsi orang berduit, dan memegang jabatan untuk menyetujui perusakan alam, hilir mudiknya para kaum yang mengaku "kaum yang mengenal kepercayaan" yang hanya memikirkan kaum dan etniknya saja, yang hanya memikirkan "Bagaimana dirinya saja yang selamat dan sejahtera". Ibarat bunuh diri yang menyalahi takdir Ilahi, manusia itu sendiri yang mau mendahului ketentuan Ilahi, dengan menciptakan dan menghadirkan kiamat. Satu hal yang pasti tidak seorang pun akan mengetahui hari esok, namun saling mengigatkan dan berupaya untuk melakukan yang terbaik bagi kehidupan, Tuhan ada di sini...berusahalah agar Dia tersenyum.... *Ramalan Jayabaya disepakati oleh para sarjana, bahwa sumber ramalan inihanyalah satu, yakni Kitab Asrar (Musarar) karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) tahun Saka 1540/ 1028 H/ 1618 M/silisih 5 tahun dengan selesainya Kitab Pararaton tentang sejarah Majapahit dan Singosari yang ditulis di pulau Dewata Bali 1535Saka/1613 M. Dapat disimpulkan penulisan sumber ini sejak zamannya Sultan Agung dari Mataram yang bertahta antara tahun 1613 M-1645.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H