Sebagai seorang manusia biasa, kebanyakan dari kita tentu memiliki target dan tujuan yang telah kita buat. Dan tentunya dalam kehidupan ini, kita selalu berusaha untuk menggapai target dan tujuan tersebut. Namun yang seringkali menjadi permasalahan setiap individu adalah kemampuan untuk menjaga semangat dalam mencapai targettersebut tetap menyala. Kalau dalam bahasa kerennya, biasanya disebut dengan komitmen. Kali ini saya ingin sedikit membahas mengenai komitmen sebagai seorang mahasiswa.
Saat pertama kali menjadi seorang mahasiswa, tentunya setiap orang pasti punya mimpi dan berpikir mengenai masa depan cerah yang telah menantinya. tetapi seiring dengan berjalannya waktu, kebanyakan mahasiswa pasti menyadari sulitnya untuk menjaga semangat meraih tujuan itu tetap menyala.
Lalu apa yang harus kita lakukan agar tetap bisa menjaga komitmen terbut? Berdasarkan pengalaman saya selama menjadi mahasiswa untuk menjaga komitmen tersebut, maka kita harus membuat target yang memang harus memaksa kita untuk mencapai hal tersebut. Ini artinya, kita bertindak karena adanya paksaan bukan atas kesadaran diri kita sendiri. Mennurut saya itu bukan masalah, karena kita masih dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh paksaan dalam menjaga komitmen misalnya jika IPK seorang mahasiswa turun, maka beasiswa yang dia terima akan dihentikan, padahal orang tersebut berasal dari mahasiswa yang ekonomi keluarganya tergolong tidak mampu. Tentu saja mahasiswa tersebut akan berusaha untuk menjaga komitmennya untuk mencapai IPK tertentu. Lalu bagaimana jika, semua kebutuhan mahasiswa tersebut terpenuhi dengan mudah, melihat faktanya bahwa kebanyakan mahasiswa sekarang berasal dari keluarga yang mapan dari segi ekonomi, apalagi dikebanyakan universitas ternama. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri, mahasiswa tersebut tidak perlu banyak berkeluh kesah kepada orang tuanya sehingga jika ada masalah si mahasiswa tersebut harus mendapatkannya dengan usahanya sendiri. Kalau dikatakan mahasiswa sekarang banyak yang manja, kelihatannya hal tersebut tidak terlalu berlebihan. karena ketika diberi sedikit masalah saja sudah banyak mengeluh dan mengadu ke orang lain untuk meminta bantuan. Mungkin salah satu cara untuk menjaga komitmen adalah dengan tidak terlalu banyak mengeluh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H