Wesly Pasaribu---Â Bicara tentang kemacetan bukan lagi sebuah fenomena yang langka, bahkan kerap kita temukan setiap harinya di kota-kota besar, seperti Jakarta. Jakarta dikenal sebagai kota pusatnya kemacetan. Namun tak kalah macetnya dengan kota lain, seperti kota yang ada di Jambi.
Jambi merupakan sebuah kota bersejarah yang indah dan terkenal akan adat melayu nya, juga kepadatan penduduknya. Namun kita tidak membahas tentang sejarah dan keindahan kotanya. Melainkan kita akan membahas perihal kemacetan di Kota Jambi terkhususnya kemacetan di jalan lintas Mendalo.
Kemacetan di jalan lintas mendalo membuat para pengguna jalan menjadi terlambat ke tempat tujuan mereka masing-masing terutama bagi mahasiwa/mahasiswi Universitas Jambi yang hendak bepergian ke kampus. Ini menjadi keluh kesah bagi mahasiswa terhadap kemacetan yang tak kunjung ada penyelesaian.
Kemacetan ini sangat menyita waktu sangat lama disamping panjangnya kemacetan ini hingga 4 Kilometer, mulai dari simpang rimbo sampai ke Mendalo. Kemacetan ini disebabkan beberapa hal seperti adanya kecelakaan, kendaraan proyek yg besar dan didominasi oleh pengguna jalan truck batu bara yang keluar sebelum jam operasional. Pemerintah sudah melakukan langkah penetapan jam operasional dan pengalihan jalan, namun ada saja oknum-oknum batu bara yang melanggar aturan tersebut, lantas jika langkah tersebut dinilai belum efektif, apakah pemerintah hanya sebatas langkah tersebut. Hingga saat ini kemacetan panjang masih sering terjadi di Mendalo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H