[caption id="attachment_353166" align="aligncenter" width="392" caption="zerigoodboy.wordpress.com"][/caption]
Satu keping uang lima ratus rupiah. Apakah artinya? Untuk satu kali makan pun jelas tak bisa, bahkan segelas teh di warung langgananku harganya sudah seribu lima ratus rupiah. Lima ratus rupiah itu hanya setara dengan lima kerupuk dalam kaleng berwarna biru.
***
Jumat siang itu, ketika jam menunjukkan sekitar pk 13.30, aku mampir ke sebuah toko besi kecil hendak membeli paku. Tak banyak paku yang kubeli, hanya seharga dua ribu lima ratus rupiah. Dengan cekatan ia membungkus paku itu dan mengulurkan ke tanganku beserta uang kembaliannya. Seperti biasa, aku tak pernah memeriksa uang kembalian yang diberikan kepadaku. Segera aku menyebrang jalan dan menghidupkan mobil. Sengaja aku membuka jendela depan agar sejenak ada pergantian udara di dalam mobilku.
Beberapa meter mobilku berjalan, terdengarlah suara orang memanggil, “Bapak! Bapak!” Namun, tak kuhiraukan suara itu. Mobilku bergerak perlahan di tengah kemacetan arus lalu lintas. Tiba-tiba, kaca mobilku diketuk seseorang. Oh, ternyata pemuda yang tadi melayaniku di toko besi kecil itu.
Ia mengulurkan satu keping lima ratus rupiah sambil memohon maaf karena kelalaiannya dalam memberikan pengembalian. Terlintas di pikiranku untuk menolak pengembalian itu. Tapi, mengapa ia susah payah berlarian mengejar mobilku hanya untuk mengembalikan lima ratus rupiah? Toh, aku pun tak sadar bahwa uang kembalian itu ternyata kurang.
“Aduh, Mas, kok sampai susah payah begitu,” kataku sambil menerima sekeping uang itu
“Wah, saya tidak berani, Pak. Saya takut,” jawabnya.
“Oh, bosnya galak tha mas?” tebakku
“Bukan, bos saya baik kok, Pak.”
“Lalu, kenapa?” tanyaku penuh rasa ingin tahu