Di era globalisasi yang serba canggih ini banyak teknologi yang berkembang pesat di luar apa yang dibayangkan oleh orang – orang yang hidup sebelum kita. yang dahulunya manusia hanya mengenal telegram sebagai media pengirim pesan, koran sebagai media cetak dan radio sebagai penyebar berita. Lalu muncul lah telepon dan televisi yang dinilai lebih efektif dalam penyampaian dan penyebaran informasi di kala itu. Dan dewasa ini kita semua telah mengenal teknologi terbarukan yaitu komputer dan smartphone.
Komputer dan smartphone sendiri tidak dapat dipisahkan dari yang namanya Internet. Secara sederhana, internet adalah jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui jaringan telepon atau satelit ( KBBI edisi elektronik, 2008 ). Setelah komputer dan Smartphone terhubung dengan internet, kita dapat melakukan beberapa hal, misalnya : mengirim dan menerima email, chating dengan media text atau suara, berselancar (surfing) di World Wide Web, aktif di media sosial dan jejaring sosial, atau hal-hal lain dengan suatu software aplikasi tertentu.
Saat komputer dan smartphone terhubung dengan internet salah satu kegiatan yang paling umum dilakukan adalah aktif di media dan jejaring sosial. Media sosial adalah sebuah media dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menuangkan ide pikiran meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Dan Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar yang sering kita gunakan sekarang antara lain Facebook, Twitter. Instagram dan LINE. Media dan jejaring sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Dengan adanya media dan jejaring sosial online tersebut tak dapat dipungkiri bahwasan nya banyak dampak positif yang bisa dirasakan, seperti semakin mudah nya kita untuk berkomunikasi , bahkan orang yang berada di negara satu dengan negara yang sangat jauh pun bisa berinteraksi dan juga semakin cepatnya penyebaran berita. Dengan adanya media dan jejaring sosial kita dapat menikmati berita yang up to date bahkan selang beberapa menit dari waktu kejadian berita tersebut kita langsung dapat mengetahuinya. Selain itu banyak manfaat – manfaat lain nya yang tidak bisa di sebut satu persatu.
Tentunya selain terdapat banyak hal – hal positif yang dapat kita ambil dari berkembang nya teknologi internet terkhusus nya media dan jejaring sosial terdapat juga dampak – dampak negatif nya. Contohnya adalah orang orang akan terlalu bergantung dengan media dan jejaring sosial dan akan menjadi malas untuk belajar berkomunikasi di dunia nyata. Selain itu orang orang akan menjadi malas untuk berinteraksi dengan dunia luar dan lebih memilih berinteraksi secara online, karena terdapat perbedaan besar dikala kita berinteraksi secara langsung dengan berinteraksi melalui jejaring sosial yaitu tingkat pemahaman bahasa dan rentan terjadi kesalah pahaman. Juga media dan jejaring sosial juga menjadi lahan subur untuk orang – orang tak bertanggung jawab melakukan tindak kriminal nya seperti penipuan, judi, pornografi, cybercrime dan penyebaran berita palsu (HOAX) dan provokatif yang baru baru ini marak terjadi.
Hoax menjadi suatu isu dan perbincangan hangat di media massa maupun media jejaring sosial belakangan ini yang dianggap meresahkan publik dikarenakan informasi tersebut yang tidak tau kebenaran nya. Hoax memiliki banyak arti yaitu tipuan,menipu,kabar burung,berita bohong,pemberitaan palsu,informasi palsu. Secara general nya hoax dapat diartikan sebagai sebuah pemberitaan palsu untuk menipu atau mengakali pembaca / pendengar untuk mepercayai berita tersebut ( Wikipedia ) Kebanyakan korban hoax adalah warga yang menggunakan internet. Hal ini bertujuan menggiring opini dan kemudian membentuk persepsi terhadap suatu informasi.
Orang yang menyebarkan hoax mempunyai kesenangan tersendiri seperti mencari sensasi di kalangan masyarakat,mencari popularitas,ingin lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dan untuk menikmati kesenangan dalam kebohongan yang diciptakan tentunya dengan memanfaat kan teknologi yang serba canggih ini.
Banyak sumber yang menyebutkan bahwa kata Hoax pertama kali digunakan oleh orang orang Amerika yang mengacu pada sebuah judul film “The Hoax” pada tahun 2006 yang disutradarai oleh Lasse Hallstrom.. Film ini dinilai mengandung banyak kebohongan, sejak saat itu istilah ”hoax” muncul setiap kali ada sebuah pemberitaan palsu atau sebuah informasi yang belum tentu ke valid an nya. Sedangkan menurut Robert Nares, kata Hoax muncul sejak abad 18 yang merupakan kata lain dari “hocus” yakni permainan sulap.
Terlepas dari asal usul kata tersebut saat ini banyak sekali media pemberitaan yang menyebarkan hoax atau pemberitaan palsu. Sebagai netizen yang baik diharapkan agar lebih selektif dan berhati-hati akan segala informasi yang tersebar.
Menurut David Harley dalam buku Common Hoaxes and Chain Letters (2008), ada beberapa aturan praktis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi hoax secara umum. Pertama, informasi hoax biasanya memiliki karakteristik surat berantai dengan menyertakan kalimat seperti "Sebarkan ini ke semua orang yang Anda tahu, jika tidak, sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi”. Kedua, informasi hoax biasanya tidak menyertakan tanggal kejadian atau tidak memiliki tanggal yang realistis atau bisa diverifikasi, misalnya "kemarin" atau "dikeluarkan oleh..." pernyataan-pernyataan yang tidak menunjukkan sebuah kejelasan. Kemudian yang ketiga, informasi hoax biasanya tidak memiliki tanggal kadaluwarsa pada peringatan informasi, meskipun sebenarnya kehadiran tanggal tersebut juga tidak akan membuktikan apa-apa, tetapi dapat menimbulkan efek keresahan yang berkepanjangan. Keempat, tidak ada organisasi yang dapat diidentifikasi yang dikutip sebagai sumber informasi atau menyertakan organisasi tetapi biasanya tidak terkait dengan informasi. Siapapun bisa mengatakan: "Saya mendengarnya dari seseorang yang bekerja di Microsoft” (atau perusahaan terkenal lainnya).
Ciri-ciri informasi hoax dan email berantai yang dikemukakan Harley sesuai dengan tiga informasi hoax yang disebarkan mahasiswa nya di dalam grup Whatsapp masing-masing, yaitu memuat kalimat yang mengajak untuk menyebarkan informasi seluas-luasnya, tidak mencantumkan tanggal dan deadline, tidak mencantumkan sumber yang valid dan memakai nama dua perusahaan besar. Meskipun dalam informasi yang memuat tanggal pembuatan/penyebaran dan tanggal kadaluarsa informasi juga terkadang tidak dapat membuktikan bahwa informasi tersebut bukan hoax, keempat ciri-ciri ini setidaknya dapat membantu kita dalam memfokuskan pemikiran kita ketika berhadapan dengan sebuah informasi.
Sekarang ini di Indonesia Hoax cukup erat kaitanya pada isu politik. Biasanya ini dilakukan untuk menyebarkan rumor agar menguntungkan pihak atau golongan tertentu dan terkadang juga berakhir dengan pemberitaan dan informasi yang bersifat provokatif. Berita hoax nan provokatif sangat merugikan bagi public yang mengkonsumsi nya. Publik akan digiring untuk saling membenci dan berpikiran tidak sehat satu sama lain. Ketika pihak A menyebarkan berita hoax, masyarakat yang membaca tentu pemikiran nya digiring untuk membenci pihak B dan begitu juga sebalik nya sehingga menimpulkan perpecahan dan keresahan. Memang itulah yang sekarang marak terjadi di Indonesia kita saat ini.
Penulis tidak bermaksud untuk berpihak ke suatu pihak maupun golongan. Membludaknya atau maraknya berita hoax yang terjadi di Indonesia belakangan ini pun semua orang telah mengetahuinya bahwa di mulai dari permasalahan salah satu gubernur yang di duga telah menistakan sebuah agama dari sebuah pidato yang ia lakukan. Dan permasalahan itupun semakin memanas ketika diadakan nya Aksi di jalanan yang dilakukan oleh sebuah pihak yang meminta keadilan harus ditegak kan atas kasus yang dilakukan oleh gubernur tersebut. Dari situlah muncul lah opini – opini publik atas permasalahan tersebut. Masyarakat pun terbagi menjadi dua kubu dan terjadi lah perpecahan
Penulis juga mendapatkan sumber sebuah situs yang membahas tentang hoax yang terjadi belakangan ini , Satu kata bisa mengubah arti. Itu yang tercermin dalam sebuah hoax yang tersebar di media sosial. Seseorang mengambil berita salah satu media online yaitu Kompas.com dan mengganti satu kata dalam judul sehingga membuat artinya menjadi sama sekali lain. Bandingkan:
- ASLI – Ahk (Inisial): Kamu kira kami BOHONG bangun masjid dan naikkan haji marbut?
- PALSU - Ahk: Kamu kira kami NIAT bangun masjid dan naikkan haji marbut?
Telah jelas sebuah berita hoax dapat menggiring opini dan pemikiran publik, bayangkan saja dengan mengganti satu kata dalam sebuah judul berita yang benar dapat membuat pengertian menjadi sangat berlawanan dan menimbulkan kesalahpahaman. Tetapi itu lah potret nyata yang terjadi di indonesia saat ini.
Hoax sangat mudah disebarkan di zaman yang serba canggih ini melalui media sosial, situs jejaring online dan aplikasi chat lainnya. Semua media mempunyai sisi baik nya jika masyarakat tidak menelan mentah-mentah berita tersebut. Dan apabila sebaliknya masyarakat hanya akan merasakan dampak buruk nya. Hoax tidak akan terjadi jika masyarakat dapat berfikir kritis dan mencari kebenaran atas berita tersebut. Tentunya ini merupakan sebuah dampak negatif dari berkembang nya teknologi dan kemajuan zaman.
Media sosial merupakan suatu hal yang tak bisa di lepas dari kita saat ini, bahkan dalam perjalanannya, media sosial sekarang telah mengubah cara hidup kita dalam beberapa tingkatan,sehingga bisa di katakan media sosial menjadi sebuah media yang penting dalam masyarakat . Dan media sosial itu tak hanya menjadi sebuah media yang penting namun juga telah berubah menjadi sebuah identitas diri seseorang, kita bisa melihat bagaimana sebuah media sosial berubah fungsi menjadi “mulut kedua” seseorang, sehingga menjadikan media sosial sebagai wakil diri di dunia maya, dan tentu dengan sebagai perwakilan diri di dunia maya, maka tentunya kita akan selalu menunjukan sisi positif dari diri kita sehingga terkadang realita yang ada dengan apa yang ada di dunia maya berbeda, namun tentunya tak semua orang berperilaku seperti itu, penggunaan dari setiap orang tentunya berbeda – beda di media sosial.
Kita tidak dapat menutup mata menutup telinga terhadap seolah menutup diri dari globalisasi ini. Tetapi yang bisa kita lakukan untuk menghindari dampak negatif tersebut dengan cara yaitu jadilah masyarakat yang cerdas dalam memilah informasi yang didapat, masyarakat yang menghormati perbedaan, dan masyarakat yang mengerti bahwasannya kesatuan dan persatuan lebih penting dari segalanya. IKUT ARUS GLOBALISASI, BOLEH. TETAPI NKRI HARGA MATI!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H