Mohon tunggu...
Weny Rahmi
Weny Rahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar dalam segala hal

Still the same person with the same name, just a different mindset and new game. {By lifegoal}

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review film Murder On The Orient Express

5 Desember 2021   22:23 Diperbarui: 5 Desember 2021   22:45 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Anehnya lagi, semua penumpang punya alibi dan saksi di malam kejadian. Saya sendiri merasakan kebingungan dalam  menebak pelakunya. Saat bukti sudah hampir menjadikan seseorang sebagai tersangka, akan muncul bukti baru yang membantahnya. Seperti, asisten Putri Drominigoff yang melihat ada kondektur lain saat yang bertugas hanya Michele. Ditemukan Kimono merah yang diyakini dipakai pembunuh malam itu di koper Poirot. Sekretaris korban membakar buku keuangan tuannya yang dapat membuktikannya telah menggelapkan uang. Dan pelayan korban yang kerap berkata tidak pantas terhadap tuannya.

Karena longsoran salju yang mereka alami, mereka sedang menunggu bantuan dari stasiun terdekat. Hal ini memberi Poirot waktu untuk menemukan pelaku sebelum polisi "memilih" pelaku karena pada masa ini isu ras masih sangat kental. Ketika sedang menginterogasi sekretris korban, seorang penumpang bernama Ny. Hubbard ditemukan terluka dengan pisau menancap dipunggungnya. 

Hal ini kian menambah ketakutan para penumpang akan target selanjutnya. Di dalam penyelidikannya, Poirot menemukan sebuah fakta bahwa nama asli Ratchett adalah Cassetti. 

Orang yang menculik lalu membunuh gadis kecil bernama Daisy Armstrong tetapi lolos dari dakwaan pengadilan. Hal ini menghancurkan keluarga Armstrong. Ibunya, Sonia yang tengah mengandung ditemukan meninggal dan ayahnya, John Armstrong bunuh diri. Pengasuhnya, Sussane, ditetapkan sebagai pembunuh karena alibinya lemah yang kemudian bunuh diri Karena tidak sanggup menahan beban akan dakwaan itu. 

Nah di sini akan muncul konspirasi besar-besaran tentang keluarga Armstrong. Di antara bebukitan tempat mereka terhenti, dalam kereta berisikan beberapa orang asing yang bertujuan sama. London. Pembunuhan ini serasa tidak mungkin. Semua hal seolah-olah sudah diperkirakan pelakunya kecuali 2 hal. Longsoran salju dan Hercule Poirot.

Jika kalian masih tertarik untuk menonton film ini, masih belum terlambat karena kita belum sampai ke bagian fantastisnya. Karena dengan kejeniusan Poirot, di tengah dinginnya badai salju dan seolah-olah seluruh penumpang sedang berbohong terhadapnya. Perlahan-lahan kebenaran muai tersingkap dengan tidak disangka. 

Kebohongan-kebohongan yang luar biasa, yang tanpa Poirot, hal itu akan di percaya banyak orang. Film ini sangat sangat saya rekomendasikan buat kalian yang suka Sherlock Holmes atau tokoh detektif sejenisnya. Tokoh detektif yang terlampau jenius sehingga banyak hal luput dari perhatian kita tapi sangat penting bagi mereka.

Jika kalian menyukai kisah ini, Detektif Poirot akan kembali beraksi di Death On The Nile yang akan tayang Februari tahun depan. Masih diperankan oleh orang yang sama dan sutradara yang sama.  Jika tidak ada penundaan lagi akibat Covid19. Film yang dibintangi Gal Gadot itu telah beberapa kali menjadwalkan ulang penayangannya akibat pandemi. Semoga saja tidak ditunda lagi dan semoga Dunia cepat pulih.:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun