Hujan rintik mewarnai hari jelang Waisak 2017 dilaksanakan di Candi Muara Jambi, Kabupaten Muara Jambi, Provinsi Jambi. Bahkan hujan semakin deras menjelang prosesi puncak Waisak, namun tak menyurutkan semangat umat Budha berbagai aliran  (Mahayana, Tantrayana, Maitreya, Sakyamuni, danlain-lain) yang ada di Jambi maupun sekitarnya seperti Palembang, Lampung bahkan Bhurma, Tibet, Pulau Jawa untuk mengikuti prosesi Waisak hingga akhir. Di luar itu, orang-orang dari berbagai agama dan suku juga berkumpul menonton jalannya prosesi Waisak dan menunggu pelepasan seribu lampion, mereka berbaur menjadi satu dengan umat Budha dan mayoritas etnis Tionghoa yang mengikuti prosesi Waisak.
Momen perayaan Waisak 2017 ini berbeda dengan momen Waisak tahun-tahun sebelumnya di Jambi yang hanya ada prosesi Waisak siang hari dengan berdoa dan mengelilingi komplek candi tinggi. Gubernur Zumi Zola ingin menampilkan beda prosesi Waisak di sekitaran Candi Muara Jambi sebagai daya tarik wisatawan. Maka pada tahun ini, digelarlah perayaan Waisak dari malam hingga siang hari yang ditandai dengan pelepasan lampion serta doa bersama. Kepanitiaan penyelenggaraannya pun merupakan panitia bersama lintas agama, suku dan golongan.  Tak ketinggalan Jurnlis serta photographer dari berbagai media serta komunitas mengabadikan momen ini. Zumi Zola sendiri didampingi pemuka agama Budha berbagai aliran  yang melepaskan secara simbolik lampion utama yang diikuti pelepasan seribu lampion sebagai simbol harapan akan kondisi Jambi dan Indonesia yang lebih baik di Tahun 2017.
Candi Muara JambiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H