Mohon tunggu...
Wenny Ira R
Wenny Ira R Mohon Tunggu... Penulis - Kybernan

Peneliti, Akademisi, Militansi Desa, Humanis, Berbudaya, Book Lover

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jejak Visual Perupa Jambi; Menyelamatkan Idealisme

19 April 2017   17:37 Diperbarui: 21 April 2017   01:00 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertempat di Tempoa Inn Jelutung Kota Jambi, digelar pameran seni rupa yang bertajuk "Jejak Visual". Pameran ini diinisiasi oleh Harkopo Lie selaku pemilik Tempoa Inn dan merupakan pengusaha di Jambi, bersama rekannya Sakti Alam Watir pecinta photography, pemilik saham di dua koran lokal ternama di Jambi yang aktif digerakan budaya dan seni di Jambi. 

Misi mereka hanya satu, supaya karya-karya dari seniman perupa Jambi tidak hanya menumpuk di gudang, tetapi juga dikenal publik, dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, sekaligus membuka ruang diskusi seni dan budaya dengan dibukanya pameran tersebut.

Pameran Jejak Visual memajang beberapa karya perupa Jambi dan juga beberapa karya pelukis di luar Jambi yang dikoleksi oleh Sakti Alam Watir. Terdapat juga foto dari hasil jepretan Harkopo Lie dan Sakti Alam Watir, juga fotograper lokal lainnya. 

Maka jika berkunjung ke pamern Jejak Visual tersebut akan didapati kelompok karya yang dipajang, antara lain : lukisan koleksi Sakti Alam Watir yang dibeli dari perupa Jambi maupun luar Jambi, lukisan karya maestro seni lukis Jambi yang konsisten terhadap seni lukis yaitu Fauzi Zubir, karya patung dari pematung yang konsisten yaitu Sumardi, karya fotografi dari Harkopo Lie dan Sakti Alam Watir juga fotografer lainnya.

Foto; lukisan karya Fauzi Zubir
Foto; lukisan karya Fauzi Zubir
Foto: Salah satu patung karya Sumardi yang dipamerkan
Foto: Salah satu patung karya Sumardi yang dipamerkan
Suasana pameran Jejak Visual didesain santai dan sengaja disediakan pojok diskusi bagi siapa saja yang datang berkunjung untuk melihat karya dan berdiskusi. Penulis dan teman pada suatu waktu mengunjungi pameran tersebut juga berkesemapatan diskusi tidak hanya mengenai karya-karya yang dipamerkan, tetapi juga tentang sejarah serta budaya Jambi, bersama Harkopo Lie dan Sakti Alam Watir.

Sakti Alam Watir menceritakan kepada penulis bahwa ide pameran ini datang dari Harkopo Lie yang gelisah melihat karya-karya lukisan yang dikoleksi dirumah Sakti Alam Watir sebagian besar hanya menumpuk di gudang. 

Sedangkan Sakti Alam Watir, mengoleksi lukisan-lukisan tersebut pertama sekali karena memang kecintaannya pada seni dan budaya, selebihnya Sakti tanpa sengaja mengoleksi lukisan tersebut dengan berbagai alasan, seperti halnya melihat kondisi lukisan karya perupa Jambi hanya teronggok di sebuah Taman Budaya Jambi, atau di rumah pelukisnya, maka ia tertarik untuk membelinya. Ada juga lukisan yang memang sengaja dibelinya untuk membantu pelukisnya dalam hal biaya.

Harkopo Lie mengatakan bahwa keberadaan ruang pameran di Tempoa Inn kedepan memang sengaja diinisiasi lebih lanjut bagi wadah seni dan budaya di Jambi, apakah itu pameran, diskusi, pertunjukkan dan lain-lain. Supaya pergerakan seni dan budaya Jambi yang telah dijaga secara konsisten oleh pelakunya tidak hilang begitu saja, atau hanya orangtertentu saja yang menikmati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun