Ini kisahku ketika kuliah di Yogyakarta. Kejadian ini sekitar tahun 2002. Saat itu aku indekos di daerah Baciro, tepatnya di kampung Gendeng. Indekosku tepat di tengah-tengah kota, tak jauh dari balai kota, pasar tradisional yang diberi nama Pasar Talok, tak jauh dari jalan raya utama, dekat dengan salah satu kampus swasta yang berada di Timoho.
Indekosku khusus putri. Ada dua belas kamar yang disewakan. Kami semua berasal dari berbagai daerah dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Tak butuh waktu lama, kami semua saling berkenalan dan mengakrabkan diri. Oleh karena sudah akrab itu lah, maka kami sering bergantian tidur ramai-ramai di salah satu kamar sesama penghuni kos.
Biasanya kita berkumpul di salah satu kamar penghuni kos ketika makan malam, lalu dilanjut dengan menonton TV, bermain kartu jika sudah bosan, bercerita dan bercanda sampai tak sadar tertidur sendiri.
Kejadian seram ini menimpaku ketika malam Jumat. Seperti biasa, sehabis kita menonton TV, main kartu dan bercerita ngalor-ngidul,  kita semua tertidur lelap. Tetapi tengah malam menjelang subuh aku terbangun masih di posisi tidur. Aku mendengar seperti suara kipas angin berdengung di samping kepalaku. Aku pun menoleh ke sumber suara. Aku terkejut ketika melihat ada penampakan kepala tanpa badan melayang di atas kipas angin. Kepala itu tak memiliki rambut. Matanya merah menyala dan menatapku tajam.
Aku tak bisa bergerak. Aku mencoba menggerakkan badanku, karena kupikir yang kulihat hanya halusinasi. Agak beberapa detik badanku baru bisa digerakkan. Aku pun balik badan menghadap punggung temanku. Anehnya seperti ada yang membalik badanku tiba-tiba , dan aku pun terlentang. Di depan mukaku terlihat kepala botak itu matanya tambah menyala merah dan dia tersenyum menampakkan gigi taringnya yang seperti kucing.
Aku tambah terkejut dan terguncang. Aku baca doa-doa ayat pendek sebisaku dan juga ayat kursi. Tak berapa lama suara mengaji terdengar dari masjid. Kepala itu pun perlahan menghilang dari hadapanku. Aku pun baru bisa bangun, terduduk lemas.Â
Seorang teman kebetulan waktu itu terbangun karena mau sholat subuh. Ia terkejut melihatku yang ketakutan dan terguncang. Aku pun bercerita padanya atas apa yang kulihat. Ia pun menenangkanku dan mengajakku sholat bersama untuk mengusir ketakutanku.
Itu lah pengalamanku yang tak terlupakan melihat hantu Gundul Pringis di Yogyakarta. Setelah melihatnya, aku sempat terdemam selama beberapa hari. Demam mengigil sampai ke tulang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H