Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Patuh, Siapa Durhaka?

31 Januari 2025   12:29 Diperbarui: 31 Januari 2025   12:29 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apakah kau tak takut disangka anak durhaka?
Sebuah tanya pada runduk daun bunga
Dalam tatap langit mencoba terka
Apakah iya telah durhaka

Ketakutan menjadi durhaka
Telah merantai belenggu
Leher kaki kepala
Diringkus sekali tanpa menunggu

Malin Kundang itu, senjata para ibu
Supaya tekuk lutut anaknya
Angin mengembus selidik ragu
Agar patuh senantiasa?

Baca juga: Menyemat Perhiasan

Gembirakah hati sang ibu
Mengetahui lidahnya mudah mengabul
Menyabda anak menjadi batu
Didorong murka doa tersebul

Siapa telah membisik murka padanya?
Mengapa ia turuti saja?
Tiada anak hendak durhaka
Menahan perasaan ialah coba

Jogja, 31 Januari 2025

Baca juga: Tiga Bulan di Jogja

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Jatuh Cintalah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun