Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyangka Duka

12 Januari 2025   06:05 Diperbarui: 12 Januari 2025   06:05 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menyangka diri terpenjara
Hati laksana teriris,
Lebih banyak lagi duka cita
Kau tuang ke dalam cawan tipis

Berkata luberan duka dari cawan itu, meminta restu agar kau mampu sedikit atau seluruhnya, biarkan lunas terusir waktu

Namun kau benar-benar memungutinya,
Mengambil cawan baru yang lebih tebal
Pengharapan terhadap simpati
Duhai mendaku telah begini

Pada cawan itu kau sematkan jua
Merasa risih lagi iri
Terhadap kebaikan manusia
Yang kau sebut rival, saingan sejati

Lepaskan, lepaskan
Duri tajam bersangkutan
Pada tapak darah yang kucur
Namun kau sangka mujur

Jogja, 12 Desember 2025

Baca juga: Melarung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun