Perempuan di belakang jendela
Pada sore hujan sebelum petang tiba
Menghitung-hitung luka
Pada berkacanya mata, pada kenangannya
Bibirnya tiada mampu berkata
Jari-jemari telah lengkap menggenggam nuansa
Sementara getar rasa mengganggu "tisane" pada cangkirnya
Maka cangkir itu mendekat pada bibirnya
Air kebiruan itu adalah penawar
Air biru yang tawar
Pilunya tiada dapat ditawar
Sendunya tiada mendapat kelakar
Baca juga: Anak Perempuan yang Memanjat Pohon Jambu
Jogja, 29 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Anak Perempuan yang Memeluk Teka-Teki
Baca juga: Sepucuk Kartu Alamat
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!